Pake lo gue aja biar ga terlalu formal yaa !!!
Tittle : Love or Story?
Main cast :
•Anditasari Baety Nirbaya
•Dicky Muhammad Prasetyo
•Nisrina Virsha
•Iswary Halwadini
•Tasha Juliana
Author : @Betyprasetya
***
Part 1
Dulu aku tinggalkanmu, dulu aku
lupakanmu.
Dan aku berpaling untuknya
Handphone-Ku berbunyi, itu tandanya
ada sebuah SMS masuk.
From: 085856984xxx
Jemput aku sekarang ya, aku sudah di
Bandara. Kau cepat kemari, aku
menunggumu sampai datang!
Kyaaaaaa~ dia siapa? Aku tidak
mengenal no Handphone-nya. Jika aku
ke Bandara siapa yang menunggu
Bety?
"siapa dik? Penting ya?"
"eh, tidak-tidak bukan siapa-siapa.
Sepertinya salah kirim."
"ooooo~"
***
Part 2
Author's POV
Dicky tiba-tiba keluar ruangan, menuju tempat parkir dan melesat menuju
ke Bandara.
"Aduh, kenapa gue harus bohong sih sama Bety. Cepat atau lambat dia
pasti tau Virsha!" Gumam Dicky
Tidak memakan waktu lama, Dicky sudah tiba di bandara. Tampak seorang
perempuan berparas cantik menantinya. Ia tampak cantik, tinggi, putih.
"Dicky, aku kangen kamuuuu." Ucap Perempuan itu bergelayut manja di
lengan kanan Dicky. Membuat Dicky merasa risih
"Iya iya, Vir. Yuk pulang" ajak Dicky
"makan dulu kek!" Rengek Perempuan itu, yang ternyata bernama Virsha
"Nggak usah, nanti pasti mama kamu udah masakin kamu." Nasihat Dicky.
Virsha hanya menggembungkan kedua pipinya
"Nggak usah manja dong, Vir" Ledek Dicky
"Apaseh dik. Yaudah yuk pulang. Aku kangen sama Mama" Virsha menarik
tangan Dicky menuju parkiran
***
Di dalam mobil, Visha terlihat bawel. Dicky hanya menanggapinya dengan
mengangguk, menggeleng, tersenyum.
"Ih, Dicky nggak asikbanget sih kamu. Jawab pake suara jangan isyarat
gitu." Ucap Virsha memprotes
"Ya mau gimana sih, Vir. Aku kan mau konsentrasi nyetir. Takut kalo
nabrak orang lagi." Ucap Dicky sekenanya sraya membanting setir ke kanan
"Hah? Kamu nabrak orang dick? Trus orang itu gimana? Yaudah kita jenguk
aja, kamu tanggung jawab dong!" Ucap Virsha tanpa jeda ._.
"Vir, Woles deh woles. Itu yang ketabrak temenku. Jadi ya aku tanggung
jawab laaah" jawab Dicky terkekeh kecil
"Eh udah sampe ya dick? Kok kalo sama kamu cepet sih pulangnya. Tadi di
pesawat lama banget lho." Ucap Virsha mengambil koper di belakang
Pletak.
"Yaiyalah, beda negara kali. dari dulu childish ga ilang-ilang Vir."
Ledek Dicky
"Biarin, penting punya kamu dick."
Deg.....
Dicky terbelalak kaget mendengar ucapan Virsha. Ia mematung di depan
pintu rumah Virsha. Namun, Virsha terus melangkah menuju kamarnya.
"Virsha masih anggap gue cowoknya?" Batin Dicky
"Loh? Nak dicky kok bengong di depan pintu? Ayo masuk tah" Ajak Tante
Mirna, Dia adalah Mama Virsha.
Dicky pun tersadar dalam lamunannya, dan masuk lalu duduk di ruang tamu.
"Udah lama ya nggak kesini. Kalo nggak salah sejak Virsha ke Amerika
ya?" Ucap Tante Mirna membuka percakapan
"I...iya tan. Hehe"
"Masih sama Virsha aja nih? Langgeng lho kalian berdua udah 2 Tahun."
Ujar Tante Mirna lagi
"Iya nih, Ma. Dicky kok betah ya sama aku mulu. Hahaha" ucap Virsha
tiba-tiba datang
"Kalo caranya kaya gini gue bakal dilema beneran deh. Mati dick mati
dorr!" Batin Dicky gelisah
"Eh iya, tante saya pulang dulu. Lain waktu kesini lagi deh. Hehehe"
ucap Dicky yang mengingat keadaan Bety di Rumah sakit
"Loh? Kok buru-buru dick? Masih kangen aku." Ujar Virsha
"Iya, biasa juga sampe malem kamu, nak" ucap Tante Mirna
"Lagi ada urusan tante."
"Oh yaudah. Jangan sungkan main sini lagi ya dik" ucap Tante Mirna
"Iya tante. Permisi"
Dicky-pun memasuki mobilnya, lalu melesat pergi menuju Rumah Sakit.
"Kacau kacau!! Kenapa dia balik lagi? Waktu gue suka sama orang lain?
Arrrggh!" Dicky sangat Bingung akan posisinya saat ini. Dimana dia
memiliki rasa kasihan kepada Virsha, jika ia meninggalkannya. Sedangkan
ia sudah memiliki wanita lain dihatinya.
Dicky memasuki Rumah Sakit, lalu menaiki lift menuju lantai 2 dimana
Ruang Inap Bety berada.
"Wah bet, hebat lo bisa dekat sama Dicky." Ucap Tasha yang menemani Bety
di Ruang Inap
"Iya, tapi gue merasa bersalah sama Eriska. Eh taunya dia saudara Jauh
Dicky selama ini. Gue kira dia Ceweknya." Ucap Bety
"Ya elo sih, gegabah. Makanya cari tau dulu." Ucao Riery Menimpali
"Yaaah, Kata Fanadicky lain kan dia ceweknya Dicky. Ya gue percaya aja
dong" ucap Bety dengan nada kesal dengan kedua sahabatnya itu
Dicky yang menguping di ambang pintu, tampak terkekeh pelan melihat
fansnya itu salah paham atas kekerabatannya dengan Eriska.
Ceklek.
Pintu terbuka, Bety, Riery, dan Tasha tampak tertegun melihat Dicky.
"Gue malu kalo dia tau yang tadi di bicarain." Batin Bety
"Lo kenapa, Bet?" Tanya Dicky
"Emang ada apa sih dick?" Bety balik tanya -_-
"Muka lo liat gue langsung cengo :p" ucap Dicky bernada mengejek
"Lo ngeledek gue yeeeh?" Ucap Bety tak terima
"Eh Ry, kayanya kita jadi obat nyamuk nih disini. Balik yuk!" Tukas
Tasha
"Iya, kita shopping aja sha. Bye kalian" pamit Riery
"Lah? Temen sendiri sakit, malah shopping?" Gerutu Bety
"Kalo mau shopping kalo udah sembuh gue temenin deh" tawar Dicky
"Kalo perlu bayarin ya dick. Kan lo jdah bikin gue menderita sampe masuk
Rumah Sakit" ucap Bety
"Yeee, lo maunya juga" ucap Dicky menoyor kepala Bety
"Jangan noyor, gue ntar jadi bego!"
"Emang lo aslinya bego kan! Kan lo lemot!" Seru Dicky
Sementara itu...
"Ry, gue iri deh sama Bety. Udah bisa deket sama Dicky" ucap Tasha
"Nah loh? Kok lo gitu sha?" Tanya Riery heran
"Iyalaaah, gue pengen deket sama Kaka Lo u,u" ucap Tasha Jujur
"Hah? Lo suka sama Kak Rangga?"
Duk.
"Aduh, Ry! Kalo ngerem kira-kira dong. Kebentur kan nih kepala" Ucap
Tasha mengelus keningnya
"Hehe, maaf lah! Serius lo suka sama Kak Rangga? Dia tuh cerewet tau
Sha. Kok lo bisa suka sih?" Tanya Riery yang tampak penasaran
"Yaaa, gue suka aja. Diakan ganteng. Cool tau!" Ucap Tasha dengan senyum
bertebaran (?)
"Yaelah."
"Kok responnya cuma gitu sih? Nggak seru lo mah!" Ucap Tasha memanyunkan
bibirnya
"Hehe, iya iya. Lo pasti mau minta tolong yekan ke gue? Tampang lo
keliatan ngarep-_-" ucap Riery melesatkan Mobilnya kembali
"Kok lo tau sih. Muehehe :3. Boleh lah ya Ry. Nomer telponnya aja deh?"
Tasha memohon dengan muka memelasnya itu
"Aduh, gimana ya Sha. Masalahnya tuh kak Rangga pasti ngintrogasi gue
deh, kalo ada yang tanya siapa yang minta nomernya" ucap Riery
"Ya lo jujur aja kek buat gue. Siapa tau kakak lo kenal gue gitu,
hahaha"
"Iye iye bawel lo mah"
***
Setelah ber shopping ria, Riery mengantarkan Tasha pulang ke Rumahnya.
Lalu, dia melesatkan Mobilnya menuju rumahnya.
"Capek juga dah hari ini." Gumam Riery merebahkan tubuhnya ke kasurnya
yang berwarna Ungu polos itu
Tok tok tok.
"Masuk aja, kaga dikunci kak" Riery setengah berteriak
"Ada apa kak ke kamar Riery?" Tanya Riery kepada Kak Rangga
"Ini, gue minjem laptop lo dong dek. Punya gue low nih, ga bisa charge.
Mati lampu nih." Ucap Kak Rangga menggaruk tengkuknya yang tidak gatal
"Tuh ambil di tas. Ntar balikin ye"
"Iya adek, bawel lo" ucap Rangga melangkah keluar Dari kamar Riery
"Eh eh, kak Tunggu." Ucap Riery beranjak menuju Kak Rangga
"Ada apaan lagi?" Tanya Kak Rangga
"Temen gue, ada yang mau minta nomer lo. Gue kasih ya?"
"Siapa? Cewek apa cowok? Cantik nggak?" Tanya Kak Rangga
"Si tasha itu loh, tau kan?"
"Oh, Tasha yang Alay itu? Yang bantet bukan?" Tanya Kak Rangga sotoy -,-
"Bukan kak! Ih ngarang banget"
"oh yang suka pake rok mini kalo ke kampus? Tapi rambutnya yang kribo
itu?"
"Hah? Emang ada?"
"Trus yang mana? Yang playgirl itu? Yang kemana mana bawa make up?"
"Ngarang banget sih lo ka!!"
"Bukan itu semua? Trus yang mana? Yang pake jilbab, fashionable, tinggi,
putih itu?" Tanya Kak Rangga kesekian kalinya
"Nah bener! Yang itu. Lo dari tadi ngira-ngiranya dari sabang sampai
merauke sih kak!" Ucap Riery kesal
"Yah, gue kan nggak tau. Asal ceplos aja" ucap Kak Rangga dengan Watados
"Trus, kakak ku yang tampan ini. Boleh nggak nomornya diminta sama Dia?"
Ucap Riery sok Manis ._.
"Iya boleh deh. Buat koleksi cewek gue. Lumayan juga orangnya dek." Ucap
Kak Rangga
"Eh kak, tunggu dong. Gue mau tanya lagi deh." Ucap Riery
"Apaan? Gue mau ngerjain tugas kampus dulu!" Ucap Kak Rangga
"Kok Kak Bisma nggak pernah kesini sih kak?" Tanya Riery
Seketika raut wajah Kak Rangga yang biasa-biasa saja berubah menjadi
sangat geram mendengar nama Bisma disebut oleh Riery.
"Kangen nih kak, suruh main atulah" ucap Riery memohon
"Nggak! Jangan sebut nama itu lagi!" Rangga begitu geram kali ini. Ia
langsung pergi menuju kamarnya. Lalu, mengunci kamarnya rapat-rapat.
"Aneh." Gumam Riery menggelengkan kepalanya pelan
***
Akhirnya, setelah Tiga hari menginap di Rumah sakit, Bety diperbolehkan
pulang oleh Dokter. Dia tampak Riang. Di sampingnya sudah ada Dicky yang
menjemputnya.
"Dick, gue mau nagih janji lo!" Ucap Bety dengan menjulurkan lidanya
"Apa? Mau ke Mall? Iya deh, setelah ini ya" ucap Dicky dengan menarik
hidung Bety keras
"Aduuuh, Dick. Sakit tau" ucap Bety
"Bawel lo, Bet! Yuk katanya mau ke Mall?" Tanya Dicky berjongkok
membelakangi Bety
"Kok lo malah jongkok sih Dick?" Tanya Bety
"Gue mau gendong lo dong" ucap Dicky
"Malu-maluin aja lo mah. Nggak mau gue!" Ucap Bety
"Yaudah kalo nggak mau." Ucap Dicky berdiri lalu membungkukkan Tubuhnya
di samping Bety. Menggendong Bety dengan cara paksa ala Bridal Style B)
*bayangin sendiri ya:p*
Sampai di Mobil, Dicky segera melesat menuju Mall dengan kecepatan Mobil
yang sedang. Beberapa sat kemudian mereka sudah sampai di sebuah Mall
yang bisa dibilang besar.
"Dicky gue pengen beli es krim vanilla dong. Beliin ya?" Bety meminta
dengan muka yang penuh harap --"
"Iya iya.. kita beli di pondok es krim disana aja." Ucap Dicky lalu
menarik tangan Bety
"Pak, Es krim vanilla satu, sama ea krim coklatnya satu" Ucap Dicky
kepada pelayan
"Baik, silahkan ditunggu." Ucap pelayan itu
"Bet, kita duduk disana yuk" Ajak Dicky
"Iya Iya Dick."
Sambil menunggu es krim datang, Dicky dan Bety bersenda gurau, saling
meledek.
"Bet, lo gemukan deh sekarang." Ucap Dicky
"Ish, Dick. Ini sih karna di rumah sakit gue pengennya makan mulu-,-"
"Hahaha, diet dong makanya"
"Iya iya dah Dick" Ucap Bety memanyunkan bibirnya
"Udahlah nggak usah majuin bibir gitu. Pengen gue cipoks apa?" Ucap
Dicky mendekatkan dirinya ;o
"Napsu lo Dick!" Ucap Bety memundurkan tempat duduknya
"Permisi, silahkan nikmati es krimnya." Ucap seorang pelayan
Dicky dan Bety pun diam dan menyantap es krimnya. Sesekali mereka saling
suap bergantian.
"Ini sih namanya ciuman nggak langsung ya,Bet?" Ucap Dicky sambil
menyendok es krimnya
"Hah? Maksud lo apaan Dick? Lo ngaco ya!"
"Iya dong. Kan kita suap suapan. Sendoknya kan bekas gue. Begitu
sebaliknya kan?" Ucap Dicky menjulurkan lidahnya dan memasukkan es krim
kedalam mulutnya
"Gila." Gumam Bety
"Udah habis belom es krim lo? Bibir lo belepotan ih" Ucap Dicky
mengambil tissue dan mengelapnya ke bibir Bety
"Udah nih. Makasih dick" Ucap Bety sedikit kikuk
"Lo mau kemana lagi?" Tanya Dicky
"Kehati lo aja ya dick?" Ucap Bety
"Nggak muat!"
"Iye iyelah. Ke Toko sepatu yuk Dick. Gue mau beli sepatu baru. Hehehe"
Ajak Bety
"Jangan lama-lama shoppingnya, gue nggak betah di Mall lama-lama"
"Sip."
Merekapun memasuki Toko Sepatu. Tanpa disadari, sepasang mata melihat
mereka berjalan berdua dengan wajah penuh dengan keheranan.
"Itu kan Dicky? Sama Cewek? Jangan jangan........."
Stop! Berhenti dulu ya :)
NO COPAS! OKESIP BYE. SEE YOU NEXT PART :)
Daftar Blog Saya
Total Tayangan Halaman
Mengenai Saya
- Dicky World
- Dunia para fans Dicky Muhammad Prasetya yang disebut FANADICKY. Share segala sesuatu mengenai Dicky dan SM*SH. enjoy it :D
Rabu, 15 Agustus 2012
Senin, 13 Agustus 2012
Best Friend Forever (Part 8)
“kenapa
lo ky batuk batuk?” Bisma menoleh kearah Diki diikuti yang lainnya.
Diki jadi
salah tingkah. “ehm, gak papa kali. Gue cuma mau batuk aja. Gak ada yang
ngelarang kan?”
“iya
juga. Ngapain coba ka Bisma nanyain ka Diki?” Riri mengangguk anggukkan kepala
tanda ia setuju dengan apa yang dibilang Diki.
“ya gak
papa kali. Gue cuma mau nanya aja. Gak ada yang ngelarang kan?” Bisma menjawab
sama seperti gaya dan kata-kata Diki tadi. Semua tertawa sedangkan Diki manyun.
“udah
udah. Ntar kalo ka Diki ngambek, habis kita” ledek Bety.
“gak enak
banget sih panggil gue pake ‘kak’ segala. Gak usah kali” Diki mengkoreksi
ucapan Bety.
“dia gak
mau keliatan tua bet. Panggil dia Diki aja. Turutin tuh kemauannya si KAKAK”
gue sengaja menekan kata ‘kakak’ untuk meledeknya. Dan benar aja, Diki sekarang
lebih manyun dari yang tadi.
“udahan
deh. Kasian tuh diledekin mulu. Lagian gue juga setuju sama Diki. Gak usah lah
panggil kita kakak. Cuma beda setahun kan?” akhirnya Rangga menengahi.
“sip deh.
Tapi kalo ntar masih keceplosan panggil ‘kak’, gak papa ya?” Tanya Riri.
“ya gak
papa lah. Emang gue bakal makan lo?-_-” saut Diki.
“jangan
jutek gitu kek. Kan gue Cuma nanya juga-_-“ saut Riri kesal.
“eh, gue
pulang yah. Capek banget tau. Duluan ya semua~” saut gue pamitan sama yang
lain.
“gue juga
deh. Sha, pulang bareng gue aja yuk. Jangan nolak loh!” ucap Rangga ngejar gue
diiringi saut-sautan ledekan dari yang lain.
“bagus
deh. Gue numpang sama lo kan bisa ngirit uang jajan gue. Gue jadi bisa nabung
deh buat beli IPad” saut gue senang.
“gak usah
curhat sama gue juga kali. Tulis aja di diary lo” ucap Rangga buat gue kesal-_-
***
“thanks
ya Ga udah mau nganterin gue dengan selamat sampe rumah” ucap gue sambil turun
dari motor Rangga.
Rangga
membuka helmnya. Ya ampun kece banget
sih!!!, saut gue dalam hati. “tunggu deh sha. Ada yang mau gue omongin sama
lo” Rangga turun dari motornya dan megang kedua tangan gue.
“sha, ini
udah yang kedua kalinya gue bilang ini sama lo. Gue emang bukan cowok romantis
tapi cowok gokil. Gue Cuma mau lo kasih gue jawaban pasti soal perasaan lo ke
gue. Jadi apa jawabannya sha?”
Gue
menggigit kecil bibir gue dan melihat kesana kemari tanda gue mikir. Ini gue
dilema banget. Gue mau nerima Rangga, tapi kita baru kenal sehari. “Ga, gimana
kalo lo kasih waktu buat gue mikir. Gak papa kan?”
“gak
papa. Emang lo butuh waktu berapa menit?”
“double
what??!! Gue butuh waktu 3 hari. Lo pikir gue mikir apaan?-_-“
“yaudah
deh gue kasih waktu 3 hari. Tapi kalo bisa lebih cepat ya sayang” saut Rangga
cubit pipi gue dan langsung tancap gas keluar dari rumah gue-_-
***
3 hari
kemudian…
“sha, gue
dengar lo mau kasih jawaban ke ka Rangga hari ini ya? Jadi kemarin kalian gak
pacaran?” saut Syifa langsung nyamperin gue yang baru aja masuk kelas.
“hhh..
gue berasa artis banget di sekolah ini. Semuanya tau apa aja yang baru dari gue
sebelum gue kasih tau-_-“ saut gue langsung disambut teriakan gak senang dari
yang lain.
“yeee..
lo ngarep banget buat jadi artis-_-“ saut Bety nyambung.
“ya abis
apa yang gue lakuin pasti kalian pada tau. Ya wajar kan gue bilang gitu?” saut
gue.
“kita
semua ya bisa tau lah kalo beritanya tuh nyebar di twitter. Kita kan gak
kampungan kayak lo-_-“ saut Riri.
“perasaan
gue gak ada update apa-apa deh di twitter” saut gue heran.
“ya emang
bukan lo yang update. Ka Rangga nih yang update” saut Syifa kasih IPhone nya ke
gue. Karena penasaran, gue baca dan reaksi gue langsung manyun.
“apaan
sih Rangga update beginian?-_-“ saut gue balikin IPhone Syifa. Yang gue liat
itu ‘@Rangga_Moela: istirahat nanti gue harus siap dengar apapun jawaban dari
@Taskeeyy’.
“sha,
emang lo mau jawab apa? Lo nerima dia?” saut Bety kepo.
“Liat
ntar aja deh pas istirahat. Gue malas kasih info apapun sama kalian. Ntar ada
gosip yang aneh aneh lagi-_-“ saut gue
duduk ditempat biasa.
“yah, gak
seru lo sha. Kita bertiga aja deh yang tau. Kita kan sahabat” bujuk Riri sambil
nunjuk Syifa, Bety, dan dia sendiri.
“disaat
kayak gini tuh gak ada alasan sahabat atau apa lah. Gak adil dong kalian tau
lebih dulu dari yang lain” saut gue.
“gaya lo
ampun deh. Kayak artis lagi ditanyain infotaiment tau gak-_-“ saut Syifa
menarik hidung gue sampe merah.
“yaudah
deh. Liat ntar aja makanya. Kalian aja yang kepo banget-_-” saut gue.
***
“Tasha!!
Tasha!! Tasha!! Dimana lo? Kasian tuh Rangga nungguin lo di taman dari tadi tapi
lo gak muncul-muncul” teriak Reza dari depan kelas nyariin gue. Gue yang
diumpetin dipojokan kelas pasang muka datar.
“Tasha
gak ada disini ka. Di kantin kayaknya” saut Syifa. Reza langsung salah tingkah.
“eh, gak
ada disini ya? Yaudah deh. Gue keluar dulu” saut Reza langsung ngibrit keluar.
Syifa
langsung kepojokan kelas dan jongkok. “udah aman tuh. Tapi tadi ada yang aneh
deh. Kenapa Reza langsung kabur ya?” Tanya Syifa yang dijawab gelengan sama
Riri dan Bety.
“kalian
apaan sih nyuruh gue ngumpet gini? Kasian Rangga tau-_-” saut gue berdiri.
“kita gak
mau lo jadian sama Rangga. Lo gak ngerti banget perasaan gue” saut Diki.
“lo juga
Bis?” Tanya gue.
“ya kalo
lo mau, gue gak masalah sih” saut Bisma mengedipkan matanya-_-
“hhh..
gue gak mau tau ya. Gue harus ketemu Rangga. Kasian dia udah panas-panasan
nunggu gue” saut gue jalan keluar kelas.
“sha,
tunggu dong! Lo gak asik banget sih” saut Diki narik tangan gue.
“lo lebay
banget sih ky. Belum tentu juga kan si Tasha nerima Rangga” saut Riri narik
Diki buat menjauh.
“lo juga
ngapain disini? Tempat lo kan diatas. Ini tempat anak junior” saut Bety ngusir
Bisma.
“pada
galak banget sih. Yuk ky kita pergi. Kita tunggu aja info dari Rangga” saut
Bisma nyeret Diki.
***
“Rangga…”
gue nyamperin Rangga yang lagi duduk dibawah pohon dan gue nepuk pundaknya
pelan. Tapi gak ada respon. Gue jalan kedepan Rangga dan ngeliat Rangga
tertidur. Di pangkuannya ada bunga mawar putih kesukaan gue.
Gue
menatap muka Rangga dalam. “maaf Ga. Gue gak maksud buat biarin lo nunggu lama
disini. Tapi karena ini gue jadi yakin kalo lo beneran serius sama gue. Gue mau
kok nerima lo” ucap gue.
Gue
ngambil bunga mawar putih itu dan pergi ke kelas. Sebelumnya gue nyuruh adik
kelas buat bangunin Rangga dan bilang kalo dia gak usah nunggu gue lagi.
Dijalan
gue senyam senyum sendiri sambil nyanyi gak jelas. Ntah kenapa gue jadi kayak
orang gila gini. Sepanjang koridor sekolah, orang-orang pada bisik-bisik liat
gue yang lagi bawa bunga.
Setelah
gue sampe kelas anak-anak pada nyamperin gue. “sha, lo kok senyam senyum gitu
sih? Bawa bunga mawar putih lagi. Apa lo….” Tanya Syifa terputus karena
anggukan gue.
“double
what??!! Lo nerima Rangga sha?!” teriak Bety gak percaya. Yang lain langsung
pada kepo nanyain gimana kejadiannya.
“Rangga
belum tau kalo gue nerima dia. Abis tadi dia ketiduran sih. Gue juga gak enak
buat ngebangunin dia. Secara gue yang buat dia sampe ketiduran gitu” jawab gue
dari sekian banyak pertanyaan.
“dan lo
biarin dia dan ninggalin dia gitu aja? Ntar kalo dia gak bangun sampe kita
pulang gimana?” saut Riri.
“tenang
aja deh lo. Gue udah nyuruh anak kelas 10 tadi buat bangunin Rangga dan bilang
kalo gue tadi udah nemuin dia” jawab gue.
“tapi kan
itu gak sah sha. Ka Rangga gak tau kalo lo nerima dia. Lo Cuma ngambil bunganya
aja kan?” saut Syifa.
“ya kalo
dia penasaran kan pasti dia nyamperin gue. Liat aja nih ya. 1…2…3…” bersamaan
dengan itungan gue yang ketiga, Rangga muncul dengan napas ngos-ngosan.
“tasha…
lo…” teeet teeet teeet… bel bunyi. “gue tunggu lo nanti diparkiran sha!!!”
teriaknya kabur setelah bu Mita yang baru aja datang mengusir Rangga.
“ecieeee.. yang mau ngedate yang pertama kalinyaa” ledek Bety.
“apaan
sih? Kaga yeee” saut gue kesal sambil senyam senyum malu.
***
“sha, lo
nerima gue?!” teriak Rangga dari luar kelas gue. Bu Mita Cuma bisa menggeleng
geleng kepala. Gue nundukin kpala karena malu banget-_-
“nah
semuanya, kalian boleh pulang. Selamat siang” bu Mita keluar dari kelas.
Seketika itu juga anak anak dikelas terutama yang cewek ngerumunin gue yang
belum selesai beres-beres.
“ada apa
sih? Gue mau pulang nih-_-” saut gue yang mau keluar tapi ditahan.
“sha,
buat gue dekat sama ka Bisma dong..” saut cewek yang gak gue liat itu siapa._.
“dih,
hubungannya sama gue apaan coba?” jawab gue.
“lo kan
pacarnya ka Rangga. Pasti dekat dong sama ka Bisma. Pliss dong sha” saut dia.
“sebelum
gue jadi pacarnya Rangga aja gue udah dekat sama Bisma._.” ucap gue.
“nah,
makanya itu. Lo comblangin gue sama dia dong” saut dia semangat.
“gak mau
ahh.. ntar gue dimarahin lagi. Soalnya Bisma udah punya gebetan tauu” jawab gue
misterius.
“siapa
sha gebetannya? Kok gue gak tau??” Tanya cewek cewek yang suka sama Bisma.
“yakin
nih mau tau? Jangan ada bully bully-an ya” semuanya ngangguk. “gebetannya itu
gueee” saut gue ketawa.
“shaaa..
gak lucu tau gak!!!” teriak cewek cewek
dan mereka pada nyubitin gue.
“sipaaa, Bety, Ririii… tolongin gue dong!!!”
teriak gue yang udah sakit dicubitin mulu.
“males
ahh.. lo kan gebetannya Bisma” jawab Bety.
“yahh..
lo mah ngambek gitu. Gue Cuma bercanda kaliii” saut gue.
“tashaaa!!!
Lo kemana deh gak keluar kelas dari tadi. Astaga!!!” saut Rangga yang akhirnya
masuk.
“Ga, tolongin gue dong. Fansnya Bisma pada
ngamuk nihh” teriak gue.
“udah ya semuanyaaa.. kasian Tashanya
dicubitin gitu. Pada gemas semua apa sama dia?” saut Rangga.
“Masa ya kan Ga, dia tadi bilang kalo dia
gebetannya Bisma. Padahal dia udah nerima lo Ga” saut Riri manas-manasin.
“emang Tasha beneran nerima gue? Seriusan?!”
saut Rangga berbinar binar. Riri mendengus kesal.
“udah Ga
cepetan tolongin gue!!! Gue udah tercabik-cabik gini-_-“ saut gue kesal.
“eh, itu
Bisma sama Diki bukan sih? Mereka ngapain di sini?” saut Rangga ngeliat keluar.
“sumpah
ka ada ka Bisma sama ka Diki? Ayo semua keluar!!!” saut cewek cewek histeris.
Semua keluar kecuali Bety, Syifa, Riri dan tentunya gue sama Rangga.
“cepetan
sha kita keluar dari sini. Sebelum mereka nyadar gue boongin” saut Rangga
langsung narik gue.
“duluan
ya sipa, riri, bety!!! Besok cerita-cerita lagi!!” teriak gue sebelum keluar
kelas.
***
“ya
ampun. Kurus gue kalo tiap hari lari lari begini” saut gue turun dari motornya
Rangga.
“bagus
kan kalo kurus. Pipi lo gak bakal jadi korban cubitan anak anak” ledek Rangga.
“sialan-_- oh ya Ga, sori yah tadi gue datang ke tamannya telat. Sampe buat
lo ketiduran lagi. Tadi gue diumpetin sama Diki dibantu Bisma” saut gue.
“iya deh
gak papa. Tapi bunganya ada di lo kan?” Tanya Rangga sambil ketawa.
“sama gue
kok. Tapi lo kok tau sih gue suka bunga mawar putih?”
“tau
dong. Gue mah tau semua tentang lo.” Saut Rangga. Gue langsung pasang muka
datar. “tapi lo beneran nerima gue kan?”
“gue gak
beneran sih nerima lo. Gue Cuma mau buat sensasi aja. Kan gue bisa jadi eksis
kalo pacaran sama lo” jawab gue.
“ini lagi
seriusan neng!! Bercanda lo jelek!-_-“ saut Rangga nyubit pipi gue.
“eh, ini
tadi udah abis dicubitin lo tambah lagi. Sakit woy” saut gue meringis.
“ya
abisan lo bercanda mulu. Ini lagi serius” saut Rangga ngelus pipi gue yang abis
dicubitnya.
“lo nya
sih yang ngeselin. Udah tau nanya. Gue kan malu-_-“ saut gue pelan.
“haha. Lo
bisa malu juga ternyata” saut Rangga ngacak ngacak rambut gue.
“yaiyalah. Gue masih punya urat malu kali walaupun sering buat malu
orang” saut gue.
“cieee
yang curhat cieeee” saut Rangga.
“apaan
sih Ga. Garing ihh” saut gue manyun.
“gitu
terus ya sha. Lo tambah seksi kalo bibir lo gitu” ledek Rangga.
“RANGGAAA!!!!!” saut gue mau mukul Rangga. Tapi gue malah kesandung sama
kaki gue sendiri. Dan akhirnya…… gue jatuh nindih Rangga-_-
“Tasha!
Lo kena….pa…” ka Rafa keluar dari rumah langsung menganga lebar.
“eh ka
Rafa. Gak ada apa apa kok. Iya kan Ga?” saut gue cepat bangun dan narik Rangga
buat ikutan bangun juga.
“iya ka.
Gak papa kok” saut Rangga senyum sambil sedikit meringis kesakitan dan menepuk
nepuk bajunya sendiri untuk menghilangkan debu yang menempel karena jatuh.
“tunggu
dulu deh. Kok lo gak panggil Rangga pake ‘kak’ sih? Kalian udah jadian ya?!”
saut ka Rafa.
“hah? Gak
kok.. eh, iy.. gak kok ka. Siapa bilang?” jawab gue belipat lipat-_-
“tuyul,
lo jawabnya gak usah labil gitu kek. Iya ya iya. Gak ya gak” saut ka Rafa jitak
kepala gue pelan.
“dih?
Rambut gue panjang, badan gue tinggi kayak gini lo katain tuyul? Ewh~” saut gue
nyubit tangan dia.
“baru
sekarang aja lo tingginya. Waktu SD kan lo pendek kayak tuyul~” saut ka Rafa.
“hush. Lo
jangan buka aib adek sendiri dong didepan orang lain. Itu cukup kita aja yang
tau-_-“ saut gue nutup mulut ka Rafa.
“hah? Lo
dulu pendek sha? Sependek tuyul? Haha” saut Rangga ketawa ngakak. Gue mendengus
kesal.
“gak gitu
juga Ga. Ka Rafa nih yang buat pengandaian gitu. Gue gak sependek itu tauuuu”
saut gue. “lo sih ka. Rangga jadi salah paham kan”
“ya map
deh. Abis lo gak mau jujur sih sama kaka sendiri. Pake rahasia rahasian segala
lagi. Biasa juga curhat sama gue terus” jawab ka Rafa.
“iya gue
ngaku. Gue udah pacaran sama Rangga. Puas?!” saut gue merengut.
“gitu kek
dari tadi. Kalo gak kan gue gak bakal keceplosan soal tuyul itu. Kaburrr” saut
ka Rafa langsung ngibrit ke dalam rumah.
“ka
Rafa!! awas ya lo” teriak gue. Gue noleh ke Rangga yang masih ketawa. “Ga, plis
banget ya lo diam aja soal ini. Jangan sampe kesebar ke anak anak ya. Apalagi
bety, riri” saut gue memelas.
“gue gak
janji ya sha. Gue kadang bisa keceplosan kalo dikagetin pas mikirin itu” jawab
Rangga.
“ya lo
jangan mikirin itu lagi dong. Lupain aja gitu. Anggap gak ada” ucap gue masih
memelas.
“itu yang
susah sha. Kalo mau buat gue lupa, lo harus buat gue amnesia. Atau gak kayak
hipnotis gitu”
“kalo
gitu lo pentokin sendiri aja kepala lo ke dinding itu. Kan bisa amnesia tuh.
Kalo belum juga, pentokin aja berkali kali”
“yaelah
sha. Lo tega bener sama gue. Lo kira kepala gue apaan main dipentok pentokin
sembarangan-_-“
“kan kata
lo itu cara satu satunya. Kalo gue bisa ngipnotis orang, ya gak masalah sih”
“oke, gue
bakal nyoba buat ngelupain soal tuyul tadi” saut Rangga nahan ketawa.
“tuh kan
lo masih ketawa. Gak asik lo Ga” saut gue mendengus sebal.
“maap
deh. Gak gue ulangi. Janji deh” saut Rangga ngacungin jari telunjuk sama jari
tengahnya keatas.
“gitu
dong. Awas aja ya kalo lo masih ngungkit soal ini lagi. Dan jangan pernah
sebutin kata tuyul lagi. Oke?” saut gue dekatin muka ke muka Rangga.
“iya iya.
Lo jangan galak gini deh sama pacar sendiri” saut Rangga.
“eh,
ngapain kalian itu?!!!!!” gue sama Rangga noleh kearah pagar. “mampus!!!” saut
gue sama Rangga serentak tapi pelan.
TO
BE CONTINUED~
Selasa, 15 Mei 2012
Best Friend Forever (Part 7)
Kita
liat ternyata ada ka Rangga bawa gitar terus bawa bangku. Para fans ka Rangga
langsung ngelilingi dia. Gue sama 2 curut nerobos kerumunan orang.
“ka, lo
mau ngapain? Mau buat konser?” saut gue.
“gue
mau nyanyi buat lo” saut Rangga mulai intro.
“Berdebar rasa di dada setiap kau tatap mataku. Apakah arti pandangan itu menunjukkan hasratmu.Sungguh aku telah tergoda saat kau dekat denganku. Hanya kau yang membuatku begini melepas panah asmara~”
“Sudah katakan cinta, sudah ku bilang sayang. Namun kau hanya diam tersenyum kepadaku. Kau buat aku bimbang, kau buat aku gelisah. Ingin rasanya kau jadi milikku~”
“Sudah katakan cinta, sudah ku bilang sayang. Namun kau hanya diam tersenyum kepadaku. Kau buat aku bimbang, kau buat aku gelisah. Ingin rasanya kau jadi milikku~”
“Ku akan setia menunggu satu kata yang terucap.
Dari isi hati sanubarimu membuatku bahagia. Sungguh aku tlah tergoda saat kau dekat denganku. Hanya kau yang membuatku begini melepas panah asmara~”
“Sudah katakan cinta, sudah ku bilang sayang.
Namun kau hanya diam tersenyum kepadaku. Kau buat aku bimbang, kau buat aku gelisah.
Ingin rasanya kau jadi milikku~”
“sudah katakan cinta, sudah ku bilang sayang.
Namun kau hanya diam tersenyum kepadaku. Kau buat aku bimbang, kau buat aku gelisah.
Ingin rasanya kau jadi milikku~” ka Rangga ngedipin
matanya. Cewek cewek langsung pada histeris.
“Kau buat aku bimbang, kau buat aku gelisah.
Ingin rasanya kau jadi milikku. Ingin rasanya kau jadi milikku”
Setelah
ka Rangga selesai, semua langsung tepuk tangan.
“ciee Tasha.. romantis euy”
senggol Riri. Gue bengong.
“sha, itu yang gue rasain
sekarang. Gimana?” saut Rangga ngedeketin gue. Gue cuma ngangguk.
“Tasha speechless tuh ka.
Terpana dia wkwk~” saut Bety. Gue langsung sadar.
“ka Rangga, sumpah bagus
banget” saut gue.
“kita duluan ke kantin yuk Ri.
Masih ada yang mau berduaan” ajak Riri ke Bety.
“iya deh. Seneng-seneng ya
kalian berdua wkwk~” saut Bety.
“ya, barengan dong. Gak asik
nih” saut gue.
“jadi kita harus nonton orang pacaran?”
saut Bety.
“hush. Apaan sih.gue kaga
pacaran sama ka Rangga-_-” saut gue.
“gue sih ngarep sha” saut ka
Rangga pelan. Gue ngeliatin dia bingung. “kenapa sha? Kok ngeliatin gue gitu
banget?” tanyanya.
“gak apa. Ayo kantin bareng”
saut gue refleks gandeng tangan dia.
“ih, apaan coba. Ganjen banget
sama ka Rangga” bisik seseorang ke temannya. Gue denger-_-
“ekhmm..” gue batuk buat nyindir
dan langsung narik ka Rangga ke kantin. Buat manas manasin aja sih. Ka Rangga
duluan ke meja anak-anak. Kita bertiga pesan makanan dulu.
“eh udah balik. Cepet amat”
saut ka Reza.
“yaiyalah. Mau ngapain coba
lama-lama beli makanan-_-” jawab gue.
“hai semua.. udah pada beli
makanan belum?” saut Riri basa basi.
“udah. Katanya mau ditraktir
Rangga loh. Kalian udah beli?” Tanya Bisma.
“kan udah dibilang Tasha kalo
kita udah beli tinggal dianterin. Berarti gak jadi di traktir dong yah” saut
Bety.
“hush! Lo udah tua buat malu
aja-_-“ saut gue nyubit tangan Bety.
“udahlah Sha. Nanti gue ganti
uang kalian kok Bet” ucap Rangga.
“tapi nanti kalo lo jadi bokek
gimana? Mereka ini kalo ditraktir gak segan-segan loh beli makanan
banyak-banyak” jelas gue tetep ngebantah.
“gapapa kali. Cuma sesekali aja
kan” jawab Rangga ngelus kepala gue yang ntah kebetulan atau sengaja dikosongin
anak-anak jadi gue duduk disebelah dia. Gue langsung salting._.
“ngaluss ya Ga…” saut Diki
judes.
“kenapa lo Ky? PMS?” ledek ka
Bisma.
“iya. Pacar Mulai Selingkuh”
saut Diki ketus.
“siapa pacar lo? Emang ada?
wkwk” ledek ka Rangga.
“iyalah. Ampun gue sama yang
udah ‘punya’ itu” sindir Diki.
“jadi pengen pacar guenya” saut
ka Reza miris.
“sana ka ada dinding” saut Riri
ikutan judes kayak Diki.
“gue butuh cewek, bukan
dinding-_-“ saut ka Reza jutek.
“ini hari marah-marah sedunia
ya? Pada judes semua” saut Rangga.
“masa sih? perasaan kaka aja
itu” saut gue.
“oh iya, dalam rangka apa nih
traktirnya?” saut Bety.
“tapi dalam rangka ngerayain
jadiannya ‘sarang’~” saut ka Reza.
“apa tuh ‘sarang’? lo baru
muncul udah buat julukan aja” saut Diki.
“sarang itu ‘Tasa Rangga’ loh
Diki” saut ka Reza.
“ka Reza, gue belum jadian loh
sama ka Rangga-_-“ saut gue ngelempar sumpit yang ada didepan gue.
“lo galak bener Sha. Diapain lo
sama Rangga?” ledek ka Bisma.
“apaan sih? Gak lucu tau
gak-_-“ saut gue.
“lo kayaknya di kantin
bawaannya sensi mulu deh. Kemarin juga gitu” saut Riri.
“kalian kayak anak kecil lah.
Masalah sepele aja diributin” saut Bety menengahi.
“iya. Gue sama Tasha belum
jadian. Tapi akan~” saut ka Rangga. Gue diam aja. “eh, sekolah kita bakal adain
pensi loh” saut ka Rangga lagi.
“dan itu dua minggu lagi. Kita
mau ajak kalian gabung jadi panitia” sambung ka Reza.
“dan kalo kalian mau jadi
pengisi acara juga boleh kok” sambung ka Bisma.
“gue mau nyanyi deh. Untuk
nambah pengalaman kan bisa” saut Bety. Riri ngangguk.
“gue juga mau dong” saut Riri.
“yaudah. Tapi nanti pas tampil
harus pede ya” saut Diki.
“sip bos!” saut 2 curut kompak.
“lo gak ikutan sha?” saut ka Rangga.
“gue? Gak mau ah. Gue gak bisa
nyanyi” saut gue nolak.
“masa sih? Coba sekarang kita
ke ruang band” ajak ka Reza.
“pergi nih? Makanannya aja
belum datang” saut ka Bisma.
“iya nih. Gue lagi kelaparan
kuadrat” sambung Bety.
“iya juga ya. Yaudah kita makan
dulu” saut ka Reza cengengesan.
“eh, gue ke toilet dulu ya”
saut gue setelah selesai makan.
“yaelah. Panggilan alam” ledek
Diki.
Gue ke perpus. Emang gak mau ke
toilet sih. Cuma mau kabur aja. Gue baca buku sekitar 15 menit, ada
ribut-ribut.
“eh, siapa yang liat Tasha
langsung lapor ke gue atau ke Bisma Rangga Reza ya penting!” saut cowok yang
suaranya kayak Diki.
Semuanya langsung noleh ke gue.
Ini kenapa pada tau kalo gue Tasha? Jadi gampang kan Diki nemuin gue-_-
“lo ternyata disini. Kita
cariin juga dari tadi. Ayo keruang band!” tarik Diki.
“gue gak bisa nyanyi. Masa lo
udah kenal gue lama gak tau juga sih?”
tolak gue.
“makanya coba dulu. Kalo gak
bisa ya gak usah” bujuk Diki.
“gue gak mau. Lo jangan kayak
papa gue deh” saut gue.
“gue beliin gulali deh nanti”
saut Diki.
“beneran? Yaudah gue mau. Tapi
janji ya bakal beliin” saut gue langsung semangat.
“iyaa.. lo denger gulali
langsung mau. Yaudah yuk cepetan” tarik Diki. Gue ngikutnya setengah lari.
Cepet banget jalannya-_-
“ini dia yang dicari-cari.
Kemana sih lo?” Tanya Riri.
“gue diperpus. kan sebagai anak
rajin harus sering baca buku supaya pintar” saut gue.
“pintar? Bukannya lo ranking 1
dari bawah?” ledek Bety.
“sebodoh-bodohnya gue, gue gak
bakal ranking terakhir kali” saut gue.
“masa? Yakin tuh?” ledek ka
Reza.
“ah. Gue udah gak mood. Ky,
gulalinya batalin aja” saut gue keluar dari ruang band.
“tunggu sha! Mereka cuma
bercanda” tahan ka Rangga.
“tapi gue gak suka digituin. Gue
capek dipojokin terus” jawab gue.
“tapi itu cuma lelucon. Jangan dimasukin
ke hati. Kita masuk lagi ya”
“gue gak mau. Gue terlanjur
masukin ke hati. Gak bisa dikeluarin lagi”
“sha, lo jangan kayak anak kecil
gini dong. Jangan suka ngambek”
“oke. Gue tau kalo gue kayak
anak kecil. Emang gini sikap gue. Kalian gak suka? Jauhin gue. Gue juga gak
paksa kalian buat temenan sama gue!” saut gue bentak ka Rangga.
Gue kabur ke kelas dan diam aja
sampe bel pulang bunyi. Gue juga diamin Riri dan Bety sesuai dengan kesepakatan
sebelumnya. Gue keluar kelas dan masuk ke ruang band. Iseng-iseng mau
nyanyi-nyanyi narsis aja.
“Tahukah kau apa yang aku rasakan. Aku takut kehilanganmu oh
sayang. Perasaaan ini. Slalu saja ada. Slalu datang~”
“Setiap detik waktu dalam hidupku. Kan kucoba membahagiakan dirimu. Hapus lah. Resahmu. Peluklah diriku. Kekasihku~”
“Hanya ada satu sayang di hatiku. Hanya ada satu cinta di hatiku. Hanya ada satu rindu dihatiku. Akan kupersembahkan hanyalah untukmu seorang~”
“Setiap detik waktu dalam hidupku. Kan kucoba membahagiakan dirimu. Hapuslah resahmu. Peluklah diriku. Kekasihku~”
“Hanya ada satu sayang di hatiku. Hanya ada satu cinta di hatiku. Hanya ada satu rindu dihatiku. Akan kupersembahkan hanyalah untukmu seorang~” gue selesai dan liat ka Bisma dan yang lain tepuk tangan.
“Setiap detik waktu dalam hidupku. Kan kucoba membahagiakan dirimu. Hapus lah. Resahmu. Peluklah diriku. Kekasihku~”
“Hanya ada satu sayang di hatiku. Hanya ada satu cinta di hatiku. Hanya ada satu rindu dihatiku. Akan kupersembahkan hanyalah untukmu seorang~”
“Setiap detik waktu dalam hidupku. Kan kucoba membahagiakan dirimu. Hapuslah resahmu. Peluklah diriku. Kekasihku~”
“Hanya ada satu sayang di hatiku. Hanya ada satu cinta di hatiku. Hanya ada satu rindu dihatiku. Akan kupersembahkan hanyalah untukmu seorang~” gue selesai dan liat ka Bisma dan yang lain tepuk tangan.
“katanya gak bisa nyanyi. Bohong banget ya”
saut ka Bisma.
“ngapain kalian disini? Kalian bukannya udah
pulang?” saut gue heran.
“ini
tempat umum kan? Jadi gak papa dong kita disini” saut Riri.
“kok lo
nyolot banget sih? Gue nanya baik-baik ya!” saut gue tersinggung.
“eh,
bisa gak, gak usah pake bentak?” saut Bety nyambung.
“apaan
lo nyambung-nyambung?” saut gue.
“lo juga
ya Bet. Gak usah ikut campur” saut Riri.
“gue
cuma mau ngebela lo. Lo gak tau terima kasih banget ya Ri!” saut Bety.
“kok
kalian jadi ribut sih? Gak penting banget” saut ka Rangga.
“lo diam
aja! Gak usah ikutan” saut gue nunjuk ka
Rangga.
“Sha, lo
tau sopan santun gak?” saut ka Bisma.
“gak. Kenapa?
Urusan lo?” saut gue nantang.
“eh, ka
Bisma cuma nanya ya. Lo gak sopan banget” saut Bety.
“lo
sibuk belain orang terus ya. Lo suka sama dia?” saut gue.
“udahlah. kita tadi emang mau pulang. Tapi
denger ada yang nyanyi didalam, kita intip deh” jelas ka Reza menengahi adu
mulut kami.
“gak
taunya lo yang nyanyi Sha. Bagus loh suara lo” puji Diki.
“oh ya?
Gue harus bilang WOW gitu?” saut gue judes.
“Tasha!
Diki udah muji lo. Kok lo gak sopan sih?” omel ka Rangga.
“gue gak
minta dipuji kan. Lagian lo gak usah ngatur gue deh. Lo kira lo siapa? Ortu gue
juga bukan” saut gue galak.
“lo mau
tau gue siapa? Gue calon pacar lo! Lo gak tau?” ka Rangga langsung nyentak gue
dan meluk gue kuat banget. Gue mendesis. “baru calon aja belagu”
“sha, lo
kenapa sih? Dari tadi marah-marah gak jelas” saut ka Rangga.
“Gue gak
suka dipojokin. Gue paling benci hal itu. Dan lo malah nembak gue tanpa tau
seluk beluk gue. Gue punya banyak kenangan pahit yang gak lo tau” saut gue
nangis terisak-isak.
“dan
asal lo tau, gue punya sifat yang kekanakan. Gue egois, gue suka marah. Lo
pasti gak bakal tahan sama gue. Jadi, mendingan lo mundur deh. Gak usah
ngarepin gue!” perintah gue.
“gak. Gue gak bakal mundur. Lo kira gue
main-main waktu nembak lo semalam? Gue minta maaf. Gue bakal cari tau semua
tentang lo. Gue janji bisa ngebahagiain lo” saut Rangga ngelus kepala gue
pelan.
“Ga, gue
gak butuh janji lo dan lepasin pelukan lo. Gue benci sama lo!” saut gue.
“lo diam
aja. Gak usah banyak bicara dan nikmatin aja pelukan gue” saut Rangga.
Gue diam
aja. Tapi lama-lama ngerasa pegel juga. Ini anak mau buat gue kurus kali ya-_-
“ka Rangga,
gue pegel. Lepasin plis” saut gue.
“tarik
dulu ucapan lo. Baru gue lepasin” saut Rangga.
“yang
mana lagi? Banyak yang gue ucapin”
“yang lo
bilang lo benci sama gue. Gue gak mau lo benci sama gue”
“yaelah.. ini gue mau ngerjain lo kenapa malah gue yang sial sih-_-?”
“hah?
Maksud lo?”
“teman-teman, hari ini tanggal berapa ya?” saut gue.
“6
JANUARI 2012!!!!!” saut semuanya serentak.
“jadi
ceritanya gue dikerjain nih? Sial!!!!” saut Rangga ngacakin rambut gue dan yang
lain.
“kenapa? Lo takut dibenci sama calon pacar
lo yang tercinta? Wkwk~” ledek ka Bisma.
“dasar.
Pantas aja satu harian ini gue ngerasa semua orang jadi suka marah-_-” saut
Rangga.
“Happy
Birthday ka Rangga si mangkuk bakso!!!
Wish you all the best” saut gue.
“makasih
pipi bakso. Gue harap kapan-kapan lo nerima gue yah” saut ka Rangga. Buat gue
malu aja-_-
“ciee.. kenapa
gak diterima aja sih sha? Kasian tau ka Rangganya” saut Riri.
“iya
nih. Nanti ada orang ketiga lagi. tapi jangan sampe yang disini jadi orang
ketiga ya~” saut ka Reza. Diki batuk-batuk. Tanda apa ya? Wkwk~
TO
BE CONTINUED
Kamis, 03 Mei 2012
Best Friend Forever (Part 6)
“Sha,
lo nyium Diki?” saut ka Rangga kaget.
“kayaknya kali ini beneran deh. Gak kayak gue tadi yang hampir” saut ka
Bisma.
“gak.
Tadi ka Bisma dorong gue. Kebetulan lo ada di depan gue Ky” gue jalan ketempat
Diki duduk dan gue megang pipi dia buat ngapus bekas ciuman gue tadi. Tapi
tangan gue ditahan.
“lo
bodoh atau gimana sih Sha? Diapus gitu juga gak bakal hilang” saut Diki.
“ya
gue kan berusaha sih-_-“ saut gue bĂȘte. Beberapa detik Diki natap mata gue,
Diki meluk gue. Ka Bisma sama Ka Rangga keliatan bingung sama kayak bingungnya
gue. Mau gue lepas tapi situasinya gak enak.
“Ky,
sumpah yang tadi itu gak sengaja. Gue gak…”
“gak
papa. Yang penting gue udah ngerasain” potong Diki yang maksudnya gue gak tau.
Ntah berapa lama dia meluk gue, langit sampe berubah jadi gelap-_-
“Bis,
kenapa ya kita betah banget nontonin mereka pelukan?” saut ka Rangga.
“iya
juga yah. Diki mah enak dipeluk jadi hangat. Kita tadi basah-basahan sampe
sekarang belum ganti baju. Pantas gue ngerasa dingin” saut ka Bisma.
“lo
yang namanya Dicky kan?!” saut ka Rafa. Diki langsung refleks ngelepas
pelukannya dan ekspresinya keliatan kaget.
“kak
Rafael?!” sautnya. “mampus gue” sambung Diki pelan.
“ngapain lo peluk adek gue?” kak Rafa narik kerah baju Diki.
“stop
ka. Tadi itu cuma…” gue mendadak ragu buat nyeritain. Secara gak langsung gue
bakal cerita soal gue nyium Diki. Walaupun gak sengaja, gue tetep aja malu-_-
“Cuma
apa?! Cuma meluk lo, Sha? Lo berharap lebih gitu?” saut ka Rafa langsung mukul
Diki. Sudut bibir Diki langsung berdarah.
“Kak!!!! Lo apaan sih? Gue yang meluk dia duluan. Lo mau apa?” saut gue
bohong. Muka ka Bisma sama ka Rangga keliatan gak setuju dan mau bicara. Tapi
gue tahan. Gue gak mau memperkeruh keadaan.
“lo
yang meluk dia duluan? Gue gak percaya” saut ka Rafa.
“terserah lo deh ka. Lo pulang dari Amrik jadi kayak preman pasar tau
gak!” bentak gue sambil nuntun Diki keruang tamu. Gue ambil kotak P3K dan
ngebersihin lukanya.
“sori
Ky karna ka Rafa lo jadi memar gini” saut gue. Diki ngeringis pelan.
“gak
papa Sha. Tapi kenapa lo bohong soal pelukan itu?” bisik Diki takut kedengaran
ka Rafa.
“nanti
bisa-bisa luka lo lebih parah dari pada ini. Besok lo gak bisa sekolah dong”
saut gue.
“lo
berubah ya. Jadi lebih perhatian ke gue. Gak kayak dulu. Lo nyuruh kakak lo
sendiri buat jadi pacar bohongan lo buat ngindarin gue” ledek Diki.
“lo
jangan flashback deh. Sakit gini masih aja sempat ngeledek gue” saut gue
sengaja tekan kuat-kuat pas dilukanya. Diki langsung ngeringis.
“galak
lo gak berkurang yah. Jadi makin cinta gue” saut Diki nyolek dagu gue.
“ekhmmmm…” saut ka Bisma dan ka Rangga kagetin
gue sama Diki. Gue kira ka Rafa. huft-_-
“jadi
gitu ya ceritanya?” tanya ka Rangga.
“cerita apaan?” tanya balik Diki.
“lo
dulu suka sama Tasha dan ngejar-ngejar dia?” saut ka Bisma cuekin pertanyaan
bodoh Diki.
“kakak-kakak pada nguping yah?” saut gue.
“suara
kalian yang keras. Kalo ada kakak Tasha tadi,
habis deh lo Ky” saut ka Rangga.
“Sha,
kayaknya kita berdua butuh handuk deh. Dingin nih” saut ka Bisma.
“iya
juga ya Ky. Lo kok bisa santai duduk disofa gue dengan baju basah gitu?” saut
gue ngeliat baju Diki.
“lo
sendiri kan bajunya basah. Lo juga duduk disofa” saut Diki.
“ini
kan sofa gue. Jadi gak masalah dong” saut gue ngotot.
“lagian yang nuntun gue kesofa siapa? Lo kan?” saut Diki buat gue kicep
gak bisa bales lagi-_-
“kalian berdua sama-sama salah. Cepat lo ganti baju pake baju gue. Yang
lain juga” saut ka Rafa ngelempar baju sama celana ke mereka. Diki langsung
buka baju disitu.
“lo
ngapain itu Ky?” saut gue cepat nutup mata.
“ya
ganti baju lah. Keliatannya?” saut Diki.
“ganti
baju ditoilet dong. Masa lo mau telanjang didepan gue” saut gue ngedorong Diki
ketoilet. Setelah mastiin Diki udah masuk, gue balik ketempat ka Rafa.
“lo
suka yah sekarang sama Dicky?” Tanya ka Rafa mendadak.
“hah?
Siapa yang bilang?” saut gue.
“dari
sikap lo. Dulu lo mati-matian ngejar dia. Sekarang lo bela dia. Gue tau kok
kalo tadi Diki duluan yang meluk lo” jelas ka Rafa.
“gue
tadi pukul dia juga karna dulu lo benci banget sama dia. Gue pikir lo gak suka
dipeluk dia. Gak taunya demen” sambung ka Rafa-_-
“gue
gak demen kali. Tadi mau gue lepas, gak enak. Gak tega gue liat dia nangis”
saut gue kasih alasan.
“terserah lo aja. Tapi gue gak setuju lo jadian sama Diki” saut ka Rafa.
“apa
hak kakak? Itu kan masalah pribadi gue. Gak ada yang bisa ngatur kecuali gue”
saut gue.
“pokoknya gue gak setuju. Walaupun Morgan setuju soal hubungan lo sama
Diki dari dulu, gue tetap gak setuju” saut ka Rafa.
“oke.
Itu gak masalah buat gue. Gue juga gak ada perasaan sama dia” saut gue akhirnya
ngalah.
“baguslah. Dan satu lagi, setelah mereka
selesai ganti baju, suruh mereka pulang” saut ka Rafa naik ke atas.
Ka
Rangga, ka Bisma dan Diki udah selesai. Mereka nyamperin gue.
“eh,
kalian semua pulang gih. Jangan lupa juga, besok balikin baju kakak gue” saut
gue.
“yah,
kok gitu sih? Gue kan masih mau main sama lo” saut ka Rangga duduk disofa
sebelah gue.
“main?
Lo kata Tasha sama lo masih anak SD yang mau main-main” saut ka Bisma.
“tapi
ya, gue masih lapar nih. Makan dulu yuk” saut Diki.
“lo ya
Ky gak ada takutnya. Lo tadi gak liat reaksi kakak gue pas ngeliat lo?” saut
gue.
“iya
sih. Tapi mau gimana lagi. Gue lapar banget” Diki ngelus perutnya sendiri.
“nanti
gue traktir beli makanan deh” saut ka Bisma.
“tapi
lo ngelus perut gitu kayak ibu-ibu hamil. Dan gue juga gak mau liat ka Rafa
ngamuk karna liat muka lo masih disini” jelas ka Rangga.
“kalo
kalian lama-lama disini, disangka apaan nanti sama tetangga? Di dalam satu
rumah ada 4 cowok 1 cewek-_-“ saut gue.
“yaudah deh kita pulang aja” saut Diki narik ka Bisma dan ka Rangga.
“tunggu dulu Ky. Gue masih gak ikhlas sama satu hal” saut ka Rangga
balik lagi dan cium kening gue :O
“what the…” saut gue menganga.
“ada
apaan ini?” saut ka Rafa yang tiba-tiba datang.
“lo
gila yah Ga. Abis lo sama ka Rafa” saut Bisma ngajak Diki kabur.
Gue
masih diam ditempat. Jantung deg degan. Ntah karna ka Rangga atau karna takut
sama ka Rafa. Ka Rangga udah ketakutan tapi masih mau keliatan gentle dengan
gak kabur.
“apa
maksud lo nyium adek gue? Gue sebagai kakaknya aja jarang” saut ka Rafa.
“kak
Rafa-_-“ saut gue. Buat malu aja nih. Hhh..
“maaf
ka. Tapi gue ngelakuin ini ada alasannya” saut ka Rangga genggam tangan gue.
“emang
apa alasan lo?” saut ka Rafa ngelirik tangan gue yang digenggam ka Rangga.
“gue
sayang sama Tasha. Gue suka sama dia. Gue mau jaga dia” saut ka Rangga buat gue
langsung melotot kaget.
“kak
Rangga nembak gue?” saut gue syok.
“lo
serius mau jaga adek gue dari Diki itu? Bisa gue pegang kata-kata lo?” tanya ka
Rafa cuekin gue.
“gue
bakal jagain dia dari siapapun yang ganggu dia” janji ka Rangga ke ka Rafa.
Kesannya ka Rangga kayak mau ngelamar gue-_-
“oke.
Gue izinin lo jadian sama adek gue. Tapi kalo lo buat dia nangis, lo tau apa
yang bakal gue lakuin” ancam ka Rafa.
“ka Rangga!! Kakak gak nanya gue dulu? Kakak
yakin gue mau jadian sama kakak? Kenapa bilangnya ke ka Rafa? Kakak mau
jadiannya sama ka Rafa?” saut gue marah.
“dan
kenapa ka Rafa tiba-tiba setuju? Bukannya tadi kakak gak suka liat gue dicium
ka Rangga? Kakak kok jadi ababil sih?” sambung gue.
“gue
liat Rangga tuh baik Sha. Gue berubah pikiran aja. Dia juga bakal buat lo aman”
jawab ka Rafa.
“aman?
Kakak kira gue dalam bahaya gitu harus dijagain?” saut gue ngelepas genggaman
ka Rangga.
“Sha.
Gue suka sama lo. Gue sayang sama lo. Gue mau jagain lo dengan maksud lain.
Bukan kayak lo maksud. Lo mau kan jadi pacar gue?” saut ka Rangga genggam
tangan gue lagi.
“kakak
gak ingat? Kita belum ada kenal satu hari. Secepat itu kakak suka sama gue?”
saut gue.
“gue
jatuh cinta pada pandangan pertama Sha” jawab ka Rangga.
“kakak
yakin? Kakak belum tau sifat gue gimana. Kakak gak bakal nyesal?” tanya gue
sekali lagi.
“gue
yakin dan gue gak bakal nyesal” jawab ka Rangga tegas. Gue geleng dan masuk
kamar. Gue gak tau harus ngapain. Akhirnya gue nyamperin ka Rafa yang udah ada
dikamarnya. Gue ketok pintunya dan masuk.
“lo
kenapa? Gak bisa tidur mikirin Rangga yang udah lo tinggalin gitu aja?” ledek
ka Rafa.
“ya gue gak tau harus ngapain. Gue cuma
mikir, apa gak salah gue gituin ka Rangga kayak tadi?” saut gue duduk dipinggir
ranjang ka Rafa.
“ya
menurut gue itu salah banget. Dan gue rasa sih Rangga beneran suka sama lo Sha”
saut ka Rafa ikutan duduk di pinggir ranjang.
“jadi
gue harus ngapain dong? kakak tau dari mana?” Tanya gue.
“besok
lo harus minta maaf sama dia. Dan soal itu, keliatan dari tatapannya buat lo.
Masa lo gak peka sih?” saut ka Rafa.
“ya gue mana perhatiin itu ka-_- tapi gue
ngerasa gak yakin. Secara kita belum ada kenal sehari” saut gue galau.
“lo
ngerasa gimana kalo dekat Rangga?” Tanya ka Rafa mulai serius.
“gue
nyaman sih dekat dia. Enak diajak bercanda. Dan orangnya juga asik. Dan gue
rasa gue suka sama dia” jawab gue.
“jadi
kenapa lo gak mau nerima dia dan ninggalin dia gitu aja?” saut ka Rafa.
“gue
ngerasa itu terlalu cepat._.” jawab gue.
“ya itu
emang hak lo sih. Tapi kalo lo jadian sama Rangga, gue setuju kok.”
“kenapa
kakak lebih suka Rangga daripada Diki?”
“ntah
lah. Gue juga gak tau. Gue gak suka aja sama si itam cungkring itu”
“ya
kak. Sadis amat ngatainnya-_-“
“oke
deh kalo gitu. Makasih dokter cinta Rafael” ledek gue sambil keluar dari kamar
ka Rafa.
“lo
udah minta saran malah ngeledek” saut ka Rafa nimpuk gue pake bantal-_-
“gue
doain lo jomblo abadi ya kalo lo nimpuk gue terus” saut gue.
“amit-amit. Lo doain kakak lo sendiri gitu banget” saut ka Rafa pukul
meja terus pukul pelan kepalanya sendiri wkwk~
“woles ka.. gue cuma bercanda kok wkwk~”
saut gue pergi dari kamarnya.
Besoknya gue udah siap dan nyiapin sarapan buat gue sama ka Rafa. Tapi
cuma roti doang. Secara gue gak bisa masak. Kalo gue nyoba masak, nambah deh
kerjaan-_-
Gue
diantar sama ka Rafa. Ntah ada angin apa. Tapi lumayan lah ngirit uang jajan.
Sampe sekolah gue disamperin 2 curut.
“sha,
lo jadian sama ka Rangga?” saut Bety.
“kagak.
siapa bilang?-_-“ saut gue.
“jangan
bohong lo. Demi apa lo gak jadian sama ka Rangga?” saut Riri lebay.
“demi
cinta gue pada Rangga wkwk~” saut gue.
“serius
gue. Itu gimana ceritanya?” tanya Riri bĂȘte.
“kalian
baru kenal sehari udah ngebet aja mau pacaran” sambung Bety.
“iya.
Bawel banget sih. Gue ceritain deh” gue nyeritain semua dari mereka pergi
ninggalin gue sampe yang curhat ke ka Rafa.
“lo
enak banget yah main sama empat cowok sekaligus. Empat sha. EMPAT!!!!” saut
Bety lebay.
“tiga
kali Bet. Gue mana ada main sama ka Rafa-_-“ koreksi gue.
“iya
iya. Soal lo nyium ka Bisma itu?” saut Bety.
“kan
udah gue bilang kalo itu hampir” saut gue.
“tapi
soal lo nyium ka Diki itu kena beneran kan? Gak rela gue” saut Riri.
“Ri,
itu gak sengaja. Sumpah gue kemarin itu didorong” jelas gue.
“kayaknya kita ubah topik aja ya. Lo gila apa gak nerima ka Rangga. Itu
kesempatan emas tau. Lo gak pertimbangin dulu?” saut Bety.
“gue
udah pertimbangin Bet. Malah gue udah timbangan tadi malam” saut gue.
“garing
lo Sha. Gak lucu-_-“ saut Bety.
“tadi
kayaknya lo gak setuju deh kalo Tasha jadian sama ka Rangga. Kenapa jadi
berubah Bet-_-“ saut Riri datar.
“oh
iya. Gue lupa” Bety cengengesan.
“jadi
intinya lo gak nerima ka Rangga kan?” Tanya Riri.
“iya
loh. Emang kenapa sih?” saut gue aneh.
“gak
ada sih. Yaudah lah lupakan aja” saut Bety.
“gitu
dong. Gak usah dipermasalahin ya. Liat aja nanti gimana kedepannya gue sama ka Rangga”
saut gue ngerangkul mereka.
“lo
kayak mau nikah sama ka Rangga tau kalo ngomongnya kayak gitu” saut Riri.
“udahlah.
Yuk jalan” saut gue.
Sampe
didepan kelas, ka Bisma sama Diki teriak-teriak gak jelas-_-
“apaan sih
ka?” saut Bety keganggu padahal dalam hati udah mau loncat wkwk~
“gue
masih gak percaya ada gosip bilang Tasha jadian sama Rangga. Lucu banget” saut
ka Bisma ketawa.
“ya
masalahnya gosip itu beneran ka” saut Riri.
“what
the… SHA! SERIUSAN?!” teriak Diki dan ka Bisma barengan. Gue cuma ngangguk dan
liat sekeliling pada liatin kita-_-
“Rangga
baru sehari udah lo terima. Gue yang udah 3 tahun nungguin lo, tapi digantungin
terus” saut Diki miris.
“gak usah curhat juga deh Ky-_-” saut gue
masuk kelas ngikut 2 curut.
“gue
serius Sha. Kita kaget dengar gosip itu” saut Diki diikuti anggukan ka Bisma.
“kenapa
gak nanya ka Rangga aja? Biar jelas” usul Bety.
“dan daripada
kalian buat rusuh dan jadi tontonan” sambung Riri.
“iya
juga ya. Kenapa gak kepikiran dari tadi? Ayo Ky” saut ka Bisma.
“istirahat
kumpul dikantin ya” saut Diki sebelum pergi.
“mereka
masih ngincar lo juga ya Sha” saut Bety. Gue cuma menggeleng.
“kenapa
kita gak bilang yang betul aja sih?” saut gue.
“biar
seru Sha wkwk~” jawab Riri.
Kita
masuk kelas dan belajar seperti biasa. Yang beda sih anak-anak pada ngasih
ucapan selamat karna gue jadian sama ka Rangga. Cepat banget ya nyebarnya
gosip. Tuh gosip padahal gak betul-_-
Istirahat
udah di depan mata. Ceilah bahasanya. Gue sama 2 curut mau ke kantin tapi di
depan kelas ada ribut-ribut. Kita liat ternyata ada…
TO
BE CONTINUED
Langganan:
Komentar (Atom)