Daftar Blog Saya

Total Tayangan Halaman

Mengenai Saya

Foto saya
Dunia para fans Dicky Muhammad Prasetya yang disebut FANADICKY. Share segala sesuatu mengenai Dicky dan SM*SH. enjoy it :D

Rabu, 15 Agustus 2012

Love or Story? part 2

Pake lo gue aja biar ga terlalu formal yaa !!!
Tittle : Love or Story?
Main cast : •Anditasari Baety Nirbaya •Dicky Muhammad Prasetyo •Nisrina Virsha •Iswary Halwadini •Tasha Juliana
Author : @Betyprasetya
*** Part 1 Dulu aku tinggalkanmu, dulu aku lupakanmu. Dan aku berpaling untuknya Handphone-Ku berbunyi, itu tandanya ada sebuah SMS masuk. From: 085856984xxx Jemput aku sekarang ya, aku sudah di Bandara. Kau cepat kemari, aku menunggumu sampai datang! Kyaaaaaa~ dia siapa? Aku tidak mengenal no Handphone-nya. Jika aku ke Bandara siapa yang menunggu Bety? "siapa dik? Penting ya?" "eh, tidak-tidak bukan siapa-siapa. Sepertinya salah kirim." "ooooo~"
*** Part 2 Author's POV Dicky tiba-tiba keluar ruangan, menuju tempat parkir dan melesat menuju ke Bandara. "Aduh, kenapa gue harus bohong sih sama Bety. Cepat atau lambat dia pasti tau Virsha!" Gumam Dicky Tidak memakan waktu lama, Dicky sudah tiba di bandara. Tampak seorang perempuan berparas cantik menantinya. Ia tampak cantik, tinggi, putih. "Dicky, aku kangen kamuuuu." Ucap Perempuan itu bergelayut manja di lengan kanan Dicky. Membuat Dicky merasa risih "Iya iya, Vir. Yuk pulang" ajak Dicky "makan dulu kek!" Rengek Perempuan itu, yang ternyata bernama Virsha "Nggak usah, nanti pasti mama kamu udah masakin kamu." Nasihat Dicky. Virsha hanya menggembungkan kedua pipinya "Nggak usah manja dong, Vir" Ledek Dicky "Apaseh dik. Yaudah yuk pulang. Aku kangen sama Mama" Virsha menarik tangan Dicky menuju parkiran *** Di dalam mobil, Visha terlihat bawel. Dicky hanya menanggapinya dengan mengangguk, menggeleng, tersenyum. "Ih, Dicky nggak asikbanget sih kamu. Jawab pake suara jangan isyarat gitu." Ucap Virsha memprotes "Ya mau gimana sih, Vir. Aku kan mau konsentrasi nyetir. Takut kalo nabrak orang lagi." Ucap Dicky sekenanya sraya membanting setir ke kanan "Hah? Kamu nabrak orang dick? Trus orang itu gimana? Yaudah kita jenguk aja, kamu tanggung jawab dong!" Ucap Virsha tanpa jeda ._. "Vir, Woles deh woles. Itu yang ketabrak temenku. Jadi ya aku tanggung jawab laaah" jawab Dicky terkekeh kecil "Eh udah sampe ya dick? Kok kalo sama kamu cepet sih pulangnya. Tadi di pesawat lama banget lho." Ucap Virsha mengambil koper di belakang Pletak. "Yaiyalah, beda negara kali. dari dulu childish ga ilang-ilang Vir." Ledek Dicky "Biarin, penting punya kamu dick." Deg..... Dicky terbelalak kaget mendengar ucapan Virsha. Ia mematung di depan pintu rumah Virsha. Namun, Virsha terus melangkah menuju kamarnya. "Virsha masih anggap gue cowoknya?" Batin Dicky "Loh? Nak dicky kok bengong di depan pintu? Ayo masuk tah" Ajak Tante Mirna, Dia adalah Mama Virsha. Dicky pun tersadar dalam lamunannya, dan masuk lalu duduk di ruang tamu. "Udah lama ya nggak kesini. Kalo nggak salah sejak Virsha ke Amerika ya?" Ucap Tante Mirna membuka percakapan "I...iya tan. Hehe" "Masih sama Virsha aja nih? Langgeng lho kalian berdua udah 2 Tahun." Ujar Tante Mirna lagi "Iya nih, Ma. Dicky kok betah ya sama aku mulu. Hahaha" ucap Virsha tiba-tiba datang "Kalo caranya kaya gini gue bakal dilema beneran deh. Mati dick mati dorr!" Batin Dicky gelisah "Eh iya, tante saya pulang dulu. Lain waktu kesini lagi deh. Hehehe" ucap Dicky yang mengingat keadaan Bety di Rumah sakit "Loh? Kok buru-buru dick? Masih kangen aku." Ujar Virsha "Iya, biasa juga sampe malem kamu, nak" ucap Tante Mirna "Lagi ada urusan tante." "Oh yaudah. Jangan sungkan main sini lagi ya dik" ucap Tante Mirna "Iya tante. Permisi" Dicky-pun memasuki mobilnya, lalu melesat pergi menuju Rumah Sakit. "Kacau kacau!! Kenapa dia balik lagi? Waktu gue suka sama orang lain? Arrrggh!" Dicky sangat Bingung akan posisinya saat ini. Dimana dia memiliki rasa kasihan kepada Virsha, jika ia meninggalkannya. Sedangkan ia sudah memiliki wanita lain dihatinya. Dicky memasuki Rumah Sakit, lalu menaiki lift menuju lantai 2 dimana Ruang Inap Bety berada. "Wah bet, hebat lo bisa dekat sama Dicky." Ucap Tasha yang menemani Bety di Ruang Inap "Iya, tapi gue merasa bersalah sama Eriska. Eh taunya dia saudara Jauh Dicky selama ini. Gue kira dia Ceweknya." Ucap Bety "Ya elo sih, gegabah. Makanya cari tau dulu." Ucao Riery Menimpali "Yaaah, Kata Fanadicky lain kan dia ceweknya Dicky. Ya gue percaya aja dong" ucap Bety dengan nada kesal dengan kedua sahabatnya itu Dicky yang menguping di ambang pintu, tampak terkekeh pelan melihat fansnya itu salah paham atas kekerabatannya dengan Eriska. Ceklek. Pintu terbuka, Bety, Riery, dan Tasha tampak tertegun melihat Dicky. "Gue malu kalo dia tau yang tadi di bicarain." Batin Bety "Lo kenapa, Bet?" Tanya Dicky "Emang ada apa sih dick?" Bety balik tanya -_- "Muka lo liat gue langsung cengo :p" ucap Dicky bernada mengejek "Lo ngeledek gue yeeeh?" Ucap Bety tak terima "Eh Ry, kayanya kita jadi obat nyamuk nih disini. Balik yuk!" Tukas Tasha "Iya, kita shopping aja sha. Bye kalian" pamit Riery "Lah? Temen sendiri sakit, malah shopping?" Gerutu Bety "Kalo mau shopping kalo udah sembuh gue temenin deh" tawar Dicky "Kalo perlu bayarin ya dick. Kan lo jdah bikin gue menderita sampe masuk Rumah Sakit" ucap Bety "Yeee, lo maunya juga" ucap Dicky menoyor kepala Bety "Jangan noyor, gue ntar jadi bego!" "Emang lo aslinya bego kan! Kan lo lemot!" Seru Dicky Sementara itu... "Ry, gue iri deh sama Bety. Udah bisa deket sama Dicky" ucap Tasha "Nah loh? Kok lo gitu sha?" Tanya Riery heran "Iyalaaah, gue pengen deket sama Kaka Lo u,u" ucap Tasha Jujur "Hah? Lo suka sama Kak Rangga?" Duk. "Aduh, Ry! Kalo ngerem kira-kira dong. Kebentur kan nih kepala" Ucap Tasha mengelus keningnya "Hehe, maaf lah! Serius lo suka sama Kak Rangga? Dia tuh cerewet tau Sha. Kok lo bisa suka sih?" Tanya Riery yang tampak penasaran "Yaaa, gue suka aja. Diakan ganteng. Cool tau!" Ucap Tasha dengan senyum bertebaran (?) "Yaelah." "Kok responnya cuma gitu sih? Nggak seru lo mah!" Ucap Tasha memanyunkan bibirnya "Hehe, iya iya. Lo pasti mau minta tolong yekan ke gue? Tampang lo keliatan ngarep-_-" ucap Riery melesatkan Mobilnya kembali "Kok lo tau sih. Muehehe :3. Boleh lah ya Ry. Nomer telponnya aja deh?" Tasha memohon dengan muka memelasnya itu "Aduh, gimana ya Sha. Masalahnya tuh kak Rangga pasti ngintrogasi gue deh, kalo ada yang tanya siapa yang minta nomernya" ucap Riery "Ya lo jujur aja kek buat gue. Siapa tau kakak lo kenal gue gitu, hahaha" "Iye iye bawel lo mah" *** Setelah ber shopping ria, Riery mengantarkan Tasha pulang ke Rumahnya. Lalu, dia melesatkan Mobilnya menuju rumahnya. "Capek juga dah hari ini." Gumam Riery merebahkan tubuhnya ke kasurnya yang berwarna Ungu polos itu Tok tok tok. "Masuk aja, kaga dikunci kak" Riery setengah berteriak "Ada apa kak ke kamar Riery?" Tanya Riery kepada Kak Rangga "Ini, gue minjem laptop lo dong dek. Punya gue low nih, ga bisa charge. Mati lampu nih." Ucap Kak Rangga menggaruk tengkuknya yang tidak gatal "Tuh ambil di tas. Ntar balikin ye" "Iya adek, bawel lo" ucap Rangga melangkah keluar Dari kamar Riery "Eh eh, kak Tunggu." Ucap Riery beranjak menuju Kak Rangga "Ada apaan lagi?" Tanya Kak Rangga "Temen gue, ada yang mau minta nomer lo. Gue kasih ya?" "Siapa? Cewek apa cowok? Cantik nggak?" Tanya Kak Rangga "Si tasha itu loh, tau kan?" "Oh, Tasha yang Alay itu? Yang bantet bukan?" Tanya Kak Rangga sotoy -,- "Bukan kak! Ih ngarang banget" "oh yang suka pake rok mini kalo ke kampus? Tapi rambutnya yang kribo itu?" "Hah? Emang ada?" "Trus yang mana? Yang playgirl itu? Yang kemana mana bawa make up?" "Ngarang banget sih lo ka!!" "Bukan itu semua? Trus yang mana? Yang pake jilbab, fashionable, tinggi, putih itu?" Tanya Kak Rangga kesekian kalinya "Nah bener! Yang itu. Lo dari tadi ngira-ngiranya dari sabang sampai merauke sih kak!" Ucap Riery kesal "Yah, gue kan nggak tau. Asal ceplos aja" ucap Kak Rangga dengan Watados "Trus, kakak ku yang tampan ini. Boleh nggak nomornya diminta sama Dia?" Ucap Riery sok Manis ._. "Iya boleh deh. Buat koleksi cewek gue. Lumayan juga orangnya dek." Ucap Kak Rangga "Eh kak, tunggu dong. Gue mau tanya lagi deh." Ucap Riery "Apaan? Gue mau ngerjain tugas kampus dulu!" Ucap Kak Rangga "Kok Kak Bisma nggak pernah kesini sih kak?" Tanya Riery Seketika raut wajah Kak Rangga yang biasa-biasa saja berubah menjadi sangat geram mendengar nama Bisma disebut oleh Riery. "Kangen nih kak, suruh main atulah" ucap Riery memohon "Nggak! Jangan sebut nama itu lagi!" Rangga begitu geram kali ini. Ia langsung pergi menuju kamarnya. Lalu, mengunci kamarnya rapat-rapat. "Aneh." Gumam Riery menggelengkan kepalanya pelan *** Akhirnya, setelah Tiga hari menginap di Rumah sakit, Bety diperbolehkan pulang oleh Dokter. Dia tampak Riang. Di sampingnya sudah ada Dicky yang menjemputnya. "Dick, gue mau nagih janji lo!" Ucap Bety dengan menjulurkan lidanya "Apa? Mau ke Mall? Iya deh, setelah ini ya" ucap Dicky dengan menarik hidung Bety keras "Aduuuh, Dick. Sakit tau" ucap Bety "Bawel lo, Bet! Yuk katanya mau ke Mall?" Tanya Dicky berjongkok membelakangi Bety "Kok lo malah jongkok sih Dick?" Tanya Bety "Gue mau gendong lo dong" ucap Dicky "Malu-maluin aja lo mah. Nggak mau gue!" Ucap Bety "Yaudah kalo nggak mau." Ucap Dicky berdiri lalu membungkukkan Tubuhnya di samping Bety. Menggendong Bety dengan cara paksa ala Bridal Style B) *bayangin sendiri ya:p* Sampai di Mobil, Dicky segera melesat menuju Mall dengan kecepatan Mobil yang sedang. Beberapa sat kemudian mereka sudah sampai di sebuah Mall yang bisa dibilang besar. "Dicky gue pengen beli es krim vanilla dong. Beliin ya?" Bety meminta dengan muka yang penuh harap --" "Iya iya.. kita beli di pondok es krim disana aja." Ucap Dicky lalu menarik tangan Bety "Pak, Es krim vanilla satu, sama ea krim coklatnya satu" Ucap Dicky kepada pelayan "Baik, silahkan ditunggu." Ucap pelayan itu "Bet, kita duduk disana yuk" Ajak Dicky "Iya Iya Dick." Sambil menunggu es krim datang, Dicky dan Bety bersenda gurau, saling meledek. "Bet, lo gemukan deh sekarang." Ucap Dicky "Ish, Dick. Ini sih karna di rumah sakit gue pengennya makan mulu-,-" "Hahaha, diet dong makanya" "Iya iya dah Dick" Ucap Bety memanyunkan bibirnya "Udahlah nggak usah majuin bibir gitu. Pengen gue cipoks apa?" Ucap Dicky mendekatkan dirinya ;o "Napsu lo Dick!" Ucap Bety memundurkan tempat duduknya "Permisi, silahkan nikmati es krimnya." Ucap seorang pelayan Dicky dan Bety pun diam dan menyantap es krimnya. Sesekali mereka saling suap bergantian. "Ini sih namanya ciuman nggak langsung ya,Bet?" Ucap Dicky sambil menyendok es krimnya "Hah? Maksud lo apaan Dick? Lo ngaco ya!" "Iya dong. Kan kita suap suapan. Sendoknya kan bekas gue. Begitu sebaliknya kan?" Ucap Dicky menjulurkan lidahnya dan memasukkan es krim kedalam mulutnya "Gila." Gumam Bety "Udah habis belom es krim lo? Bibir lo belepotan ih" Ucap Dicky mengambil tissue dan mengelapnya ke bibir Bety "Udah nih. Makasih dick" Ucap Bety sedikit kikuk "Lo mau kemana lagi?" Tanya Dicky "Kehati lo aja ya dick?" Ucap Bety "Nggak muat!" "Iye iyelah. Ke Toko sepatu yuk Dick. Gue mau beli sepatu baru. Hehehe" Ajak Bety "Jangan lama-lama shoppingnya, gue nggak betah di Mall lama-lama" "Sip." Merekapun memasuki Toko Sepatu. Tanpa disadari, sepasang mata melihat mereka berjalan berdua dengan wajah penuh dengan keheranan. "Itu kan Dicky? Sama Cewek? Jangan jangan........." Stop! Berhenti dulu ya :) NO COPAS! OKESIP BYE. SEE YOU NEXT PART :)

Senin, 13 Agustus 2012

Best Friend Forever (Part 8)


     “kenapa lo ky batuk batuk?” Bisma menoleh kearah Diki diikuti yang lainnya.
     Diki jadi salah tingkah. “ehm, gak papa kali. Gue cuma mau batuk aja. Gak ada yang ngelarang kan?”
     “iya juga. Ngapain coba ka Bisma nanyain ka Diki?” Riri mengangguk anggukkan kepala tanda ia setuju dengan apa yang dibilang Diki.
     “ya gak papa kali. Gue cuma mau nanya aja. Gak ada yang ngelarang kan?” Bisma menjawab sama seperti gaya dan kata-kata Diki tadi. Semua tertawa sedangkan Diki manyun.
     “udah udah. Ntar kalo ka Diki ngambek, habis kita” ledek Bety.
     “gak enak banget sih panggil gue pake ‘kak’ segala. Gak usah kali” Diki mengkoreksi ucapan Bety.
     “dia gak mau keliatan tua bet. Panggil dia Diki aja. Turutin tuh kemauannya si KAKAK” gue sengaja menekan kata ‘kakak’ untuk meledeknya. Dan benar aja, Diki sekarang lebih manyun dari yang tadi.
     “udahan deh. Kasian tuh diledekin mulu. Lagian gue juga setuju sama Diki. Gak usah lah panggil kita kakak. Cuma beda setahun kan?” akhirnya Rangga menengahi.
     “sip deh. Tapi kalo ntar masih keceplosan panggil ‘kak’, gak papa ya?” Tanya Riri.
     “ya gak papa lah. Emang gue bakal makan lo?-_-” saut Diki.
     “jangan jutek gitu kek. Kan gue Cuma nanya juga-_-“ saut Riri kesal.
     “eh, gue pulang yah. Capek banget tau. Duluan ya semua~” saut gue pamitan sama yang lain.
     “gue juga deh. Sha, pulang bareng gue aja yuk. Jangan nolak loh!” ucap Rangga ngejar gue diiringi saut-sautan ledekan dari yang lain.
     “bagus deh. Gue numpang sama lo kan bisa ngirit uang jajan gue. Gue jadi bisa nabung deh buat beli IPad” saut gue senang.
     “gak usah curhat sama gue juga kali. Tulis aja di diary lo” ucap Rangga buat gue kesal-_-
***
     “thanks ya Ga udah mau nganterin gue dengan selamat sampe rumah” ucap gue sambil turun dari motor Rangga.
     Rangga membuka helmnya. Ya ampun kece banget sih!!!, saut gue dalam hati. “tunggu deh sha. Ada yang mau gue omongin sama lo” Rangga turun dari motornya dan megang kedua tangan gue.
     “sha, ini udah yang kedua kalinya gue bilang ini sama lo. Gue emang bukan cowok romantis tapi cowok gokil. Gue Cuma mau lo kasih gue jawaban pasti soal perasaan lo ke gue. Jadi apa jawabannya sha?”
     Gue menggigit kecil bibir gue dan melihat kesana kemari tanda gue mikir. Ini gue dilema banget. Gue mau nerima Rangga, tapi kita baru kenal sehari. “Ga, gimana kalo lo kasih waktu buat gue mikir. Gak papa kan?”
     “gak papa. Emang lo butuh waktu berapa menit?”
     “double what??!! Gue butuh waktu 3 hari. Lo pikir gue mikir apaan?-_-“
     “yaudah deh gue kasih waktu 3 hari. Tapi kalo bisa lebih cepat ya sayang” saut Rangga cubit pipi gue dan langsung tancap gas keluar dari rumah gue-_-
***
     3 hari kemudian…
     “sha, gue dengar lo mau kasih jawaban ke ka Rangga hari ini ya? Jadi kemarin kalian gak pacaran?” saut Syifa langsung nyamperin gue yang baru aja masuk kelas.
     “hhh.. gue berasa artis banget di sekolah ini. Semuanya tau apa aja yang baru dari gue sebelum gue kasih tau-_-“ saut gue langsung disambut teriakan gak senang dari yang lain.
     “yeee.. lo ngarep banget buat jadi artis-_-“ saut Bety nyambung.
     “ya abis apa yang gue lakuin pasti kalian pada tau. Ya wajar kan gue bilang gitu?” saut gue.
     “kita semua ya bisa tau lah kalo beritanya tuh nyebar di twitter. Kita kan gak kampungan kayak lo-_-“ saut Riri.
     “perasaan gue gak ada update apa-apa deh di twitter” saut gue heran.
     “ya emang bukan lo yang update. Ka Rangga nih yang update” saut Syifa kasih IPhone nya ke gue. Karena penasaran, gue baca dan reaksi gue langsung manyun.
     “apaan sih Rangga update beginian?-_-“ saut gue balikin IPhone Syifa. Yang gue liat itu ‘@Rangga_Moela: istirahat nanti gue harus siap dengar apapun jawaban dari @Taskeeyy’.
     “sha, emang lo mau jawab apa? Lo nerima dia?” saut Bety kepo.
     “Liat ntar aja deh pas istirahat. Gue malas kasih info apapun sama kalian. Ntar ada gosip  yang aneh aneh lagi-_-“ saut gue duduk ditempat biasa.
     “yah, gak seru lo sha. Kita bertiga aja deh yang tau. Kita kan sahabat” bujuk Riri sambil nunjuk Syifa, Bety, dan dia sendiri.
     “disaat kayak gini tuh gak ada alasan sahabat atau apa lah. Gak adil dong kalian tau lebih dulu dari yang lain” saut gue.
     “gaya lo ampun deh. Kayak artis lagi ditanyain infotaiment tau gak-_-“ saut Syifa menarik hidung gue sampe merah.
     “yaudah deh. Liat ntar aja makanya. Kalian aja yang kepo banget-_-” saut gue.
***
     “Tasha!! Tasha!! Tasha!! Dimana lo? Kasian tuh Rangga nungguin lo di taman dari tadi tapi lo gak muncul-muncul” teriak Reza dari depan kelas nyariin gue. Gue yang diumpetin dipojokan kelas pasang muka datar.
     “Tasha gak ada disini ka. Di kantin kayaknya” saut Syifa. Reza langsung salah tingkah.
     “eh, gak ada disini ya? Yaudah deh. Gue keluar dulu” saut Reza langsung ngibrit keluar.
     Syifa langsung kepojokan kelas dan jongkok. “udah aman tuh. Tapi tadi ada yang aneh deh. Kenapa Reza langsung kabur ya?” Tanya Syifa yang dijawab gelengan sama Riri dan Bety.
     “kalian apaan sih nyuruh gue ngumpet gini? Kasian Rangga tau-_-” saut gue berdiri.
     “kita gak mau lo jadian sama Rangga. Lo gak ngerti banget perasaan gue” saut Diki.
     “lo juga Bis?” Tanya gue.
     “ya kalo lo mau, gue gak masalah sih” saut Bisma mengedipkan matanya-_-
     “hhh.. gue gak mau tau ya. Gue harus ketemu Rangga. Kasian dia udah panas-panasan nunggu gue” saut gue jalan keluar kelas.
     “sha, tunggu dong! Lo gak asik banget sih” saut Diki narik tangan gue.
     “lo lebay banget sih ky. Belum tentu juga kan si Tasha nerima Rangga” saut Riri narik Diki buat menjauh.
     “lo juga ngapain disini? Tempat lo kan diatas. Ini tempat anak junior” saut Bety ngusir Bisma.
     “pada galak banget sih. Yuk ky kita pergi. Kita tunggu aja info dari Rangga” saut Bisma nyeret Diki.
***
     “Rangga…” gue nyamperin Rangga yang lagi duduk dibawah pohon dan gue nepuk pundaknya pelan. Tapi gak ada respon. Gue jalan kedepan Rangga dan ngeliat Rangga tertidur. Di pangkuannya ada bunga mawar putih kesukaan gue.
     Gue menatap muka Rangga dalam. “maaf Ga. Gue gak maksud buat biarin lo nunggu lama disini. Tapi karena ini gue jadi yakin kalo lo beneran serius sama gue. Gue mau kok nerima lo” ucap gue.
     Gue ngambil bunga mawar putih itu dan pergi ke kelas. Sebelumnya gue nyuruh adik kelas buat bangunin Rangga dan bilang kalo dia gak usah nunggu gue lagi.
     Dijalan gue senyam senyum sendiri sambil nyanyi gak jelas. Ntah kenapa gue jadi kayak orang gila gini. Sepanjang koridor sekolah, orang-orang pada bisik-bisik liat gue yang lagi bawa bunga.
     Setelah gue sampe kelas anak-anak pada nyamperin gue. “sha, lo kok senyam senyum gitu sih? Bawa bunga mawar putih lagi. Apa lo….” Tanya Syifa terputus karena anggukan gue.
     “double what??!! Lo nerima Rangga sha?!” teriak Bety gak percaya. Yang lain langsung pada kepo nanyain gimana kejadiannya.
     “Rangga belum tau kalo gue nerima dia. Abis tadi dia ketiduran sih. Gue juga gak enak buat ngebangunin dia. Secara gue yang buat dia sampe ketiduran gitu” jawab gue dari sekian banyak pertanyaan.
     “dan lo biarin dia dan ninggalin dia gitu aja? Ntar kalo dia gak bangun sampe kita pulang gimana?” saut Riri.
     “tenang aja deh lo. Gue udah nyuruh anak kelas 10 tadi buat bangunin Rangga dan bilang kalo gue tadi udah nemuin dia” jawab gue.
     “tapi kan itu gak sah sha. Ka Rangga gak tau kalo lo nerima dia. Lo Cuma ngambil bunganya aja kan?” saut Syifa.
     “ya kalo dia penasaran kan pasti dia nyamperin gue. Liat aja nih ya. 1…2…3…” bersamaan dengan itungan gue yang ketiga, Rangga muncul dengan napas ngos-ngosan.
     “tasha… lo…” teeet teeet teeet… bel bunyi. “gue tunggu lo nanti diparkiran sha!!!” teriaknya kabur setelah bu Mita yang baru aja datang mengusir Rangga.
     “ecieeee.. yang mau ngedate yang pertama kalinyaa” ledek Bety.
     “apaan sih? Kaga yeee” saut gue kesal sambil senyam senyum malu.
***
     “sha, lo nerima gue?!” teriak Rangga dari luar kelas gue. Bu Mita Cuma bisa menggeleng geleng kepala. Gue nundukin kpala karena malu banget-_-
     “nah semuanya, kalian boleh pulang. Selamat siang” bu Mita keluar dari kelas. Seketika itu juga anak anak dikelas terutama yang cewek ngerumunin gue yang belum selesai beres-beres.
     “ada apa sih? Gue mau pulang nih-_-” saut gue yang mau keluar tapi ditahan.
     “sha, buat gue dekat sama ka Bisma dong..” saut cewek yang gak gue liat itu siapa._.
     “dih, hubungannya sama gue apaan coba?” jawab gue.
     “lo kan pacarnya ka Rangga. Pasti dekat dong sama ka Bisma. Pliss dong sha” saut dia.
     “sebelum gue jadi pacarnya Rangga aja gue udah dekat sama Bisma._.” ucap gue.
     “nah, makanya itu. Lo comblangin gue sama dia dong” saut dia semangat.
     “gak mau ahh.. ntar gue dimarahin lagi. Soalnya Bisma udah punya gebetan tauu” jawab gue misterius.
     “siapa sha gebetannya? Kok gue gak tau??” Tanya cewek cewek yang suka sama Bisma.
     “yakin nih mau tau? Jangan ada bully bully-an ya” semuanya ngangguk. “gebetannya itu gueee” saut gue ketawa.
     “shaaa.. gak lucu tau gak!!!” teriak cewek cewek  dan mereka pada nyubitin gue.
     “sipaaa, Bety, Ririii… tolongin gue dong!!!” teriak gue yang udah sakit dicubitin mulu.
     “males ahh.. lo kan gebetannya Bisma” jawab Bety.
     “yahh.. lo mah ngambek gitu. Gue Cuma bercanda kaliii” saut gue.
     “tashaaa!!! Lo kemana deh gak keluar kelas dari tadi. Astaga!!!” saut Rangga yang akhirnya masuk.
     “Ga, tolongin gue dong. Fansnya Bisma pada ngamuk nihh” teriak gue.
     “udah ya semuanyaaa.. kasian Tashanya dicubitin gitu. Pada gemas semua apa sama dia?” saut Rangga.
     “Masa ya kan Ga, dia tadi bilang kalo dia gebetannya Bisma. Padahal dia udah nerima lo Ga” saut Riri manas-manasin.
     “emang Tasha beneran nerima gue? Seriusan?!” saut Rangga berbinar binar. Riri mendengus kesal.
     “udah Ga cepetan tolongin gue!!! Gue udah tercabik-cabik gini-_-“ saut gue kesal.
     “eh, itu Bisma sama Diki bukan sih? Mereka ngapain di sini?” saut Rangga ngeliat keluar.
     “sumpah ka ada ka Bisma sama ka Diki? Ayo semua keluar!!!” saut cewek cewek histeris. Semua keluar kecuali Bety, Syifa, Riri dan tentunya gue sama Rangga.
     “cepetan sha kita keluar dari sini. Sebelum mereka nyadar gue boongin” saut Rangga langsung narik gue.
     “duluan ya sipa, riri, bety!!! Besok cerita-cerita lagi!!” teriak gue sebelum keluar kelas.
***
     “ya ampun. Kurus gue kalo tiap hari lari lari begini” saut gue turun dari motornya Rangga.
     “bagus kan kalo kurus. Pipi lo gak bakal jadi korban cubitan anak anak” ledek Rangga.
     “sialan-_- oh ya Ga, sori yah tadi gue datang ke tamannya telat. Sampe buat lo ketiduran lagi. Tadi gue diumpetin sama Diki dibantu Bisma” saut gue.
     “iya deh gak papa. Tapi bunganya ada di lo kan?” Tanya Rangga sambil ketawa.
     “sama gue kok. Tapi lo kok tau sih gue suka bunga mawar putih?”
     “tau dong. Gue mah tau semua tentang lo.” Saut Rangga. Gue langsung pasang muka datar. “tapi lo beneran nerima gue kan?”
     “gue gak beneran sih nerima lo. Gue Cuma mau buat sensasi aja. Kan gue bisa jadi eksis kalo pacaran sama lo” jawab gue.
     “ini lagi seriusan neng!! Bercanda lo jelek!-_-“ saut Rangga nyubit pipi gue.
     “eh, ini tadi udah abis dicubitin lo tambah lagi. Sakit woy” saut gue meringis.
     “ya abisan lo bercanda mulu. Ini lagi serius” saut Rangga ngelus pipi gue yang abis dicubitnya.
     “lo nya sih yang ngeselin. Udah tau nanya. Gue kan malu-_-“ saut gue pelan.
     “haha. Lo bisa malu juga ternyata” saut Rangga ngacak ngacak rambut gue.
     “yaiyalah. Gue masih punya urat malu kali walaupun sering buat malu orang” saut gue.
     “cieee yang curhat cieeee” saut Rangga.
     “apaan sih Ga. Garing ihh” saut gue manyun.
     “gitu terus ya sha. Lo tambah seksi kalo bibir lo gitu” ledek Rangga.
     “RANGGAAA!!!!!” saut gue mau mukul Rangga. Tapi gue malah kesandung sama kaki gue sendiri. Dan akhirnya…… gue jatuh nindih Rangga-_-
     “Tasha! Lo kena….pa…” ka Rafa keluar dari rumah langsung menganga lebar.
     “eh ka Rafa. Gak ada apa apa kok. Iya kan Ga?” saut gue cepat bangun dan narik Rangga buat ikutan bangun juga.
     “iya ka. Gak papa kok” saut Rangga senyum sambil sedikit meringis kesakitan dan menepuk nepuk bajunya sendiri untuk menghilangkan debu yang menempel karena jatuh.
     “tunggu dulu deh. Kok lo gak panggil Rangga pake ‘kak’ sih? Kalian udah jadian ya?!” saut ka Rafa.
     “hah? Gak kok.. eh, iy.. gak kok ka. Siapa bilang?” jawab gue belipat lipat-_-
     “tuyul, lo jawabnya gak usah labil gitu kek. Iya ya iya. Gak ya gak” saut ka Rafa jitak kepala gue pelan.
     “dih? Rambut gue panjang, badan gue tinggi kayak gini lo katain tuyul? Ewh~” saut gue nyubit tangan dia.
     “baru sekarang aja lo tingginya. Waktu SD kan lo pendek kayak tuyul~” saut ka Rafa.
     “hush. Lo jangan buka aib adek sendiri dong didepan orang lain. Itu cukup kita aja yang tau-_-“ saut gue nutup mulut ka Rafa.
     “hah? Lo dulu pendek sha? Sependek tuyul? Haha” saut Rangga ketawa ngakak. Gue mendengus kesal.
     “gak gitu juga Ga. Ka Rafa nih yang buat pengandaian gitu. Gue gak sependek itu tauuuu” saut gue. “lo sih ka. Rangga jadi salah paham kan”
     “ya map deh. Abis lo gak mau jujur sih sama kaka sendiri. Pake rahasia rahasian segala lagi. Biasa juga curhat sama gue terus” jawab ka Rafa.
     “iya gue ngaku. Gue udah pacaran sama Rangga. Puas?!” saut gue merengut.
     “gitu kek dari tadi. Kalo gak kan gue gak bakal keceplosan soal tuyul itu. Kaburrr” saut ka Rafa langsung ngibrit ke dalam rumah.
     “ka Rafa!! awas ya lo” teriak gue. Gue noleh ke Rangga yang masih ketawa. “Ga, plis banget ya lo diam aja soal ini. Jangan sampe kesebar ke anak anak ya. Apalagi bety, riri” saut gue memelas.
     “gue gak janji ya sha. Gue kadang bisa keceplosan kalo dikagetin pas mikirin itu” jawab Rangga.
     “ya lo jangan mikirin itu lagi dong. Lupain aja gitu. Anggap gak ada” ucap gue masih memelas.
     “itu yang susah sha. Kalo mau buat gue lupa, lo harus buat gue amnesia. Atau gak kayak hipnotis gitu”
     “kalo gitu lo pentokin sendiri aja kepala lo ke dinding itu. Kan bisa amnesia tuh. Kalo belum juga, pentokin aja berkali kali”
     “yaelah sha. Lo tega bener sama gue. Lo kira kepala gue apaan main dipentok pentokin sembarangan-_-“
     “kan kata lo itu cara satu satunya. Kalo gue bisa ngipnotis orang, ya gak masalah sih”
     “oke, gue bakal nyoba buat ngelupain soal tuyul tadi” saut Rangga nahan ketawa.
     “tuh kan lo masih ketawa. Gak asik lo Ga” saut gue mendengus sebal.
     “maap deh. Gak gue ulangi. Janji deh” saut Rangga ngacungin jari telunjuk sama jari tengahnya keatas.
     “gitu dong. Awas aja ya kalo lo masih ngungkit soal ini lagi. Dan jangan pernah sebutin kata tuyul lagi. Oke?” saut gue dekatin muka ke muka Rangga.
     “iya iya. Lo jangan galak gini deh sama pacar sendiri” saut Rangga.
     “eh, ngapain kalian itu?!!!!!” gue sama Rangga noleh kearah pagar. “mampus!!!” saut gue sama Rangga serentak tapi pelan.

TO BE CONTINUED~

Selasa, 15 Mei 2012

Best Friend Forever (Part 7)


        Kita liat ternyata ada ka Rangga bawa gitar terus bawa bangku. Para fans ka Rangga langsung ngelilingi dia. Gue sama 2 curut nerobos kerumunan orang.
        “ka, lo mau ngapain? Mau buat konser?” saut gue.
        “gue mau nyanyi buat lo” saut Rangga mulai intro.
        “Berdebar rasa di dada setiap kau tatap mataku. Apakah arti pandangan itu menunjukkan hasratmu.Sungguh aku telah tergoda saat kau dekat denganku. Hanya kau yang membuatku begini melepas panah asmara~”
        “Sudah katakan cinta, sudah ku bilang sayang. Namun kau hanya diam tersenyum kepadaku. Kau buat aku bimbang, kau buat aku gelisah. Ingin rasanya kau jadi milikku~”
        “Ku akan setia menunggu satu kata yang terucap. Dari isi hati sanubarimu membuatku bahagia. Sungguh aku tlah tergoda saat kau dekat denganku. Hanya kau yang membuatku begini melepas panah asmara~”
        “Sudah katakan cinta, sudah ku bilang sayang. Namun kau hanya diam tersenyum kepadaku. Kau buat aku bimbang, kau buat aku gelisah. Ingin rasanya kau jadi milikku~”
        “sudah katakan cinta, sudah ku bilang sayang. Namun kau hanya diam tersenyum kepadaku. Kau buat aku bimbang, kau buat aku gelisah. Ingin rasanya kau jadi milikku~” ka Rangga ngedipin matanya. Cewek cewek langsung pada histeris.
        “Kau buat aku bimbang, kau buat aku gelisah. Ingin rasanya kau jadi milikku. Ingin rasanya kau jadi milikku” Setelah ka Rangga selesai, semua langsung tepuk tangan.
       “ciee Tasha.. romantis euy” senggol Riri. Gue bengong.
       “sha, itu yang gue rasain sekarang. Gimana?” saut Rangga ngedeketin gue. Gue cuma ngangguk.
       “Tasha speechless tuh ka. Terpana dia wkwk~” saut Bety. Gue langsung sadar.
       “ka Rangga, sumpah bagus banget” saut gue.
       “kita duluan ke kantin yuk Ri. Masih ada yang mau berduaan” ajak Riri ke Bety.
       “iya deh. Seneng-seneng ya kalian berdua wkwk~” saut Bety.
       “ya, barengan dong. Gak asik nih” saut gue.
       “jadi kita harus nonton orang pacaran?” saut Bety.
       “hush. Apaan sih.gue kaga pacaran sama ka Rangga-_-” saut gue.
       “gue sih ngarep sha” saut ka Rangga pelan. Gue ngeliatin dia bingung. “kenapa sha? Kok ngeliatin gue gitu banget?” tanyanya.
       “gak apa. Ayo kantin bareng” saut gue refleks gandeng tangan dia.
       “ih, apaan coba. Ganjen banget sama ka Rangga” bisik seseorang ke temannya. Gue denger-_-
       “ekhmm..” gue batuk buat nyindir dan langsung narik ka Rangga ke kantin. Buat manas manasin aja sih. Ka Rangga duluan ke meja anak-anak. Kita bertiga pesan makanan dulu.
       “eh udah balik. Cepet amat” saut ka Reza.
       “yaiyalah. Mau ngapain coba lama-lama beli makanan-_-” jawab gue.
       “hai semua.. udah pada beli makanan belum?” saut Riri basa basi.
       “udah. Katanya mau ditraktir Rangga loh. Kalian udah beli?” Tanya Bisma.
       “kan udah dibilang Tasha kalo kita udah beli tinggal dianterin. Berarti gak jadi di traktir dong yah” saut Bety.
       “hush! Lo udah tua buat malu aja-_-“ saut gue nyubit tangan Bety.
       “udahlah Sha. Nanti gue ganti uang kalian kok Bet” ucap Rangga.
       “tapi nanti kalo lo jadi bokek gimana? Mereka ini kalo ditraktir gak segan-segan loh beli makanan banyak-banyak” jelas gue tetep ngebantah.
       “gapapa kali. Cuma sesekali aja kan” jawab Rangga ngelus kepala gue yang ntah kebetulan atau sengaja dikosongin anak-anak jadi gue duduk disebelah dia. Gue langsung salting._.
       “ngaluss ya Ga…” saut Diki judes.
       “kenapa lo Ky? PMS?” ledek ka Bisma.
       “iya. Pacar Mulai Selingkuh” saut Diki ketus.
       “siapa pacar lo? Emang ada? wkwk” ledek ka Rangga.
       “iyalah. Ampun gue sama yang udah ‘punya’ itu” sindir Diki.
       “jadi pengen pacar guenya” saut ka Reza miris.
       “sana ka ada dinding” saut Riri ikutan judes kayak Diki.
       “gue butuh cewek, bukan dinding-_-“ saut ka Reza jutek.
       “ini hari marah-marah sedunia ya? Pada judes semua” saut Rangga.
       “masa sih? perasaan kaka aja itu” saut gue.
       “oh iya, dalam rangka apa nih traktirnya?” saut Bety.
       “tapi dalam rangka ngerayain jadiannya ‘sarang’~” saut ka Reza.
       “apa tuh ‘sarang’? lo baru muncul udah buat julukan aja” saut Diki.
       “sarang itu ‘Tasa Rangga’ loh Diki” saut ka Reza.
       “ka Reza, gue belum jadian loh sama ka Rangga-_-“ saut gue ngelempar sumpit yang ada didepan gue.
       “lo galak bener Sha. Diapain lo sama Rangga?” ledek ka Bisma.
       “apaan sih? Gak lucu tau gak-_-“ saut gue.
       “lo kayaknya di kantin bawaannya sensi mulu deh. Kemarin juga gitu” saut Riri.
       “kalian kayak anak kecil lah. Masalah sepele aja diributin” saut Bety menengahi.
       “iya. Gue sama Tasha belum jadian. Tapi akan~” saut ka Rangga. Gue diam aja. “eh, sekolah kita bakal adain pensi loh” saut ka Rangga lagi.
       “dan itu dua minggu lagi. Kita mau ajak kalian gabung jadi panitia” sambung ka Reza.
       “dan kalo kalian mau jadi pengisi acara juga boleh kok” sambung ka Bisma.
       “gue mau nyanyi deh. Untuk nambah pengalaman kan bisa” saut Bety. Riri ngangguk.
       “gue juga mau dong” saut Riri.
       “yaudah. Tapi nanti pas tampil harus pede ya” saut Diki.
       “sip bos!” saut 2 curut kompak.
       “lo gak ikutan sha?” saut ka Rangga.
       “gue? Gak mau ah. Gue gak bisa nyanyi” saut gue nolak.
       “masa sih? Coba sekarang kita ke ruang band” ajak ka Reza.
       “pergi nih? Makanannya aja belum datang” saut ka Bisma.
       “iya nih. Gue lagi kelaparan kuadrat” sambung Bety.
       “iya juga ya. Yaudah kita makan dulu” saut ka Reza cengengesan.
       “eh, gue ke toilet dulu ya” saut gue setelah selesai makan.
       “yaelah. Panggilan alam” ledek Diki.
       Gue ke perpus. Emang gak mau ke toilet sih. Cuma mau kabur aja. Gue baca buku sekitar 15 menit, ada ribut-ribut.
       “eh, siapa yang liat Tasha langsung lapor ke gue atau ke Bisma Rangga Reza ya penting!” saut cowok yang suaranya kayak Diki.
       Semuanya langsung noleh ke gue. Ini kenapa pada tau kalo gue Tasha? Jadi gampang kan Diki nemuin gue-_-
       “lo ternyata disini. Kita cariin juga dari tadi. Ayo keruang band!” tarik Diki.
       “gue gak bisa nyanyi. Masa lo udah kenal gue lama gak tau  juga sih?” tolak gue.
       “makanya coba dulu. Kalo gak bisa ya gak usah” bujuk Diki.
       “gue gak mau. Lo jangan kayak papa gue deh” saut gue.
       “gue beliin gulali deh nanti” saut Diki.
       “beneran? Yaudah gue mau. Tapi janji ya bakal beliin” saut gue langsung semangat.
       “iyaa.. lo denger gulali langsung mau. Yaudah yuk cepetan” tarik Diki. Gue ngikutnya setengah lari. Cepet banget jalannya-_-
      “ini dia yang dicari-cari. Kemana sih lo?” Tanya Riri.
      “gue diperpus. kan sebagai anak rajin harus sering baca buku supaya pintar” saut gue.
      “pintar? Bukannya lo ranking 1 dari bawah?” ledek Bety.
      “sebodoh-bodohnya gue, gue gak bakal ranking terakhir kali” saut gue.
      “masa? Yakin tuh?” ledek ka Reza.
      “ah. Gue udah gak mood. Ky, gulalinya batalin aja” saut gue keluar dari ruang band.
      “tunggu sha! Mereka cuma bercanda” tahan ka Rangga.
      “tapi gue gak suka digituin. Gue capek dipojokin terus” jawab gue.
      “tapi itu cuma lelucon. Jangan dimasukin ke hati. Kita masuk lagi ya”
      “gue gak mau. Gue terlanjur masukin ke hati. Gak bisa dikeluarin lagi”
      “sha, lo jangan kayak anak kecil gini dong. Jangan suka ngambek”
      “oke. Gue tau kalo gue kayak anak kecil. Emang gini sikap gue. Kalian gak suka? Jauhin gue. Gue juga gak paksa kalian buat temenan sama gue!” saut gue bentak ka Rangga.
      Gue kabur ke kelas dan diam aja sampe bel pulang bunyi. Gue juga diamin Riri dan Bety sesuai dengan kesepakatan sebelumnya. Gue keluar kelas dan masuk ke ruang band. Iseng-iseng mau nyanyi-nyanyi narsis aja.
       “Tahukah kau apa yang aku rasakan. Aku takut kehilanganmu oh sayang. Perasaaan ini. Slalu saja ada. Slalu datang~”
      “Setiap detik waktu dalam hidupku. Kan kucoba membahagiakan dirimu. Hapus lah. Resahmu. Peluklah diriku. Kekasihku~”
      “Hanya ada satu sayang di hatiku. Hanya ada satu cinta di hatiku. Hanya ada satu rindu dihatiku. Akan kupersembahkan hanyalah untukmu seorang~”
      “Setiap detik waktu dalam hidupku. Kan kucoba membahagiakan dirimu. Hapuslah resahmu. Peluklah diriku. Kekasihku~”

      “Hanya ada satu sayang di hatiku. Hanya ada satu cinta di hatiku. Hanya ada satu rindu dihatiku. Akan kupersembahkan hanyalah untukmu seorang~” gue selesai dan liat ka Bisma dan yang lain tepuk tangan.
      “katanya gak bisa nyanyi. Bohong banget ya” saut ka Bisma.
      “ngapain kalian disini? Kalian bukannya udah pulang?” saut gue heran.
      “ini tempat umum kan? Jadi gak papa dong kita disini” saut Riri.
      “kok lo nyolot banget sih? Gue nanya baik-baik ya!” saut gue tersinggung.
      “eh, bisa gak, gak usah pake bentak?” saut Bety nyambung.
      “apaan lo nyambung-nyambung?” saut gue.
      “lo juga ya Bet. Gak usah ikut campur” saut Riri.
      “gue cuma mau ngebela lo. Lo gak tau terima kasih banget ya Ri!” saut Bety.
      “kok kalian jadi ribut sih? Gak penting banget” saut ka Rangga.
      “lo diam aja! Gak usah ikutan” saut gue nunjuk  ka Rangga.
      “Sha, lo tau sopan santun gak?” saut ka Bisma.
      “gak. Kenapa? Urusan lo?” saut gue nantang.
      “eh, ka Bisma cuma nanya ya. Lo gak sopan banget” saut Bety.
      “lo sibuk belain orang terus ya. Lo suka sama dia?” saut gue.
      “udahlah. kita tadi emang mau pulang. Tapi denger ada yang nyanyi didalam, kita intip deh” jelas ka Reza menengahi adu mulut kami.
      “gak taunya lo yang nyanyi Sha. Bagus loh suara lo” puji Diki.
      “oh ya? Gue harus bilang WOW gitu?” saut gue judes.
      “Tasha! Diki udah muji lo. Kok lo gak sopan sih?” omel ka Rangga.
      “gue gak minta dipuji kan. Lagian lo gak usah ngatur gue deh. Lo kira lo siapa? Ortu gue juga bukan” saut gue galak.
      “lo mau tau gue siapa? Gue calon pacar lo! Lo gak tau?” ka Rangga langsung nyentak gue dan meluk gue kuat banget. Gue mendesis. “baru calon aja belagu”
      “sha, lo kenapa sih? Dari tadi marah-marah gak jelas” saut ka Rangga.
      “Gue gak suka dipojokin. Gue paling benci hal itu. Dan lo malah nembak gue tanpa tau seluk beluk gue. Gue punya banyak kenangan pahit yang gak lo tau” saut gue nangis terisak-isak.
      “dan asal lo tau, gue punya sifat yang kekanakan. Gue egois, gue suka marah. Lo pasti gak bakal tahan sama gue. Jadi, mendingan lo mundur deh. Gak usah ngarepin gue!” perintah gue.
      “gak. Gue gak bakal mundur. Lo kira gue main-main waktu nembak lo semalam? Gue minta maaf. Gue bakal cari tau semua tentang lo. Gue janji bisa ngebahagiain lo” saut Rangga ngelus kepala gue pelan.
      “Ga, gue gak butuh janji lo dan lepasin pelukan lo. Gue benci sama lo!” saut gue.
      “lo diam aja. Gak usah banyak bicara dan nikmatin aja pelukan gue” saut Rangga.
      Gue diam aja. Tapi lama-lama ngerasa pegel juga. Ini anak mau buat gue kurus kali ya-_-
      “ka Rangga, gue pegel. Lepasin plis” saut gue.
      “tarik dulu ucapan lo. Baru gue lepasin” saut Rangga.
      “yang mana lagi? Banyak yang gue ucapin”
      “yang lo bilang lo benci sama gue. Gue gak mau lo benci sama gue”
      “yaelah.. ini gue mau ngerjain lo kenapa malah gue yang sial sih-_-?”
      “hah? Maksud lo?”
      “teman-teman, hari ini tanggal berapa ya?” saut gue.
      “6 JANUARI 2012!!!!!” saut semuanya serentak.
      “jadi ceritanya gue dikerjain nih? Sial!!!!” saut Rangga ngacakin rambut gue dan yang lain.
      “kenapa? Lo takut dibenci sama calon pacar lo yang tercinta? Wkwk~” ledek ka Bisma.
      “dasar. Pantas aja satu harian ini gue ngerasa semua orang jadi suka marah-_-” saut Rangga.
      “Happy Birthday  ka Rangga si mangkuk bakso!!! Wish you all the best” saut gue.
      “makasih pipi bakso. Gue harap kapan-kapan lo nerima gue yah” saut ka Rangga. Buat gue malu aja-_-
      “ciee.. kenapa gak diterima aja sih sha? Kasian tau ka Rangganya” saut Riri.
      “iya nih. Nanti ada orang ketiga lagi. tapi jangan sampe yang disini jadi orang ketiga ya~” saut ka Reza. Diki batuk-batuk. Tanda apa ya? Wkwk~
TO BE CONTINUED